news
Langganan

HAJI 2013 : Pedagang Oleh-Oleh Haji Antar Pesanan Sampai Rumah - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ivan Andimuhtarom Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Rabu, 2 Oktober 2013 - 01:20 WIB

ESPOS.ID - Yayah Helaha, 30, pedagang suovenir di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali merapikan barang dagangannya, Selasa (1/10). Omzet penjualannya turun hingga separuh dibanding tahun lalu. (Ivan Andi M/JIBI/Solopos)

Esposin, SOLO --Tak banyak jemaah calon haji (calhaj) yang mondar-mandir di salah satu gedung di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali yang menyediakan aneka souvenir haji dan oleh-oleh haji. Para pedagang yang menempati stan-stan yang disiapkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo 2013 tampak saling bercengkerama.

Salah satunya adalah Yayah Helaha, 30. Karena tak calhaj yang berkunjung ke stan miliknya, perempuan asal Kota Salatiga tersebut berbincang dengan sesama penjual souvenir, Selasa (1/10) siang itu. Mimik mukanya juga tak terlalu ceria.

Advertisement

Usut punya usut, Yayah mengaku, omzet barang dagangannya menurun separuh dari omzet tahun lalu. Padahal, pemberangkatan para calhaj tinggal menyisakan waktu sekitar sepekan lagi.

“Banyak faktor. Salah satunya, karena adanya pengurangan kuota haji. Keadaan ekonomi para jemaah juga berperan. Tahun ini, calon hajinya kurang berani menawar. Kebanyakan menawar di bawah harga standar,” keluhnya.

Selain karena beberapa faktor tersebut, perempuan yang berjualan di asrama haji sejak tahun 2000 tersebut menilai kenaikan nilai mata uang dolar Amerika juga memicu lesunya pembelian souvenir. Selain itu, banyaknya pedagang souvenir yang menjajakan barang mereka di daerah membuat calhaj enggan memesan di asrama haji.

Advertisement

Namun, ia masih bersyukur karena beberapa calhaj sudah memesan beberapa barang yang ia jual. Barang seperti sajadah dan baju atau kaus untuk ganti para calhaj laris manis terjual.

“Untuk sajadah, tahun ini sudah 20 kodi yang dipesan. Setelah calhaj pulang, kami akan mengantarkan barang pesanan mereka ke bus,” kata dia.

Pedagang lainnya, Nurul Hudan, 34, mengalami kondisi serupa. Omzetnya tahun ini menurun menjadi 50 persen dibanding periode lalu. Meski ada yang pesan, lanjutnya, jumlahnya jauh berbeda dengan tahun lalu.

Advertisement

“Tahun lalu, pas pemberangkatan gelombang II, saya bisa habis lima pak nota. Sekarang baru dua pak,” ujarnya.

Lelaki yang sudah berjualan souvenir sejak 13 tahun silam itu mengaku memiliki layanan antar barang pesanan hingga rumah calhaj. Namun, ia membatasi pelayanan tersebut di beberapa kabupaten seperti Grobogan, Jepara, Demak, Kudus, Pati, Rembang dan Blora.

“Ongkos kirimnya gratis. Kami antar sampai rumah,” ujar pemilik toko Al Muayad itu kepada Esposin, Selasa.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif