by Redaksi - Espos.id News - Minggu, 24 Oktober 2010 - 18:03 WIB
Solo (Espos)--Guru Bimbingan Konseling (BK) diminta mengubah mindset ketika menghadapi anak bermasalah. Caranya dengan mengubah pandangan bahwa anak yang bermasalah bukan anak nakal tapi dia adalah anak hebat yang memiliki potensi.
Pendapat itu disampaikan trainer dari Life Management Training (LMT), Seno Hadi Sumitro, saat ditemui wartawan seusai mengisi seminar bertema Cara Penanganan Siswa Bermasalah untuk Tingkatkan Prestasi Belajar Siswa di kampus Politeknik Indonusa, Solo, Sabtu (23/10).
Menurut Seno, ada beberapa langkah yang harus dilakukan ketika menghadapi anak bermasalah. Pertama menjadi pribadi yang mengenal potensi positifnya. Selanjutnya mengajak anak mengingat masa lalunya sebagai upaya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kelebihan itu diingat kembali dengan harapan memunculkan ide baru untuk peningkatan kapasitasnya. Sedangkan kekurangan atau kegagalan dimasa lalu dilihat dengan tujuan agar tidak terjadi kembali.
“Anak juga harus disadarkan bahwa dia adalah makhluk multi dimensi yang mempunyai banyak peran dan tanggung jawab. Bukan hanya tanggung jawab sebagai anak tapi juga sebagai anggota masyarakat,” jelasnya.
Anak yang bermasalah, kata Seno, harus diajak untuk memiliki impian tentang masa depannya. Impian itu akan membuat seseorang mau berusaha mencapainya. Sehingga hidupnya lebih semangat. Setelah fokus dengan impian, terangnya, ajak anak mewujudkan impian itu dengan beberapa model. Misalnya dengan mengikuti cara-cara orang yang sukses dalam satu bidang. Oleh karena itu guru BK harus dekat dengan siswa dan menggunakan model pendekatan dari hati ke hati ketika menghadapi siswa bermasalah.
ewt