news
Langganan

Giliran Jokowi Undang Petinggi Parpol Koalisi Non Parlemen ke Istana - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Newswire  - Espos.id News  -  Rabu, 1 September 2021 - 19:04 WIB

ESPOS.ID - Presiden Joko Widodo (YouTube Setpres)

Solopos.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengumpulkan ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik (parpol) ke Istana. Kini giliran parpol non-parlemen koalisi pemerintahan yang diundang Jokowi, Rabu (1/9/2021).

Pertemuan dilakukan setelah beberapa hari lalu Jokowi mengumpulkan petinggi parpol yang berada di parlemen.

Advertisement

Pertemuan tersebut diungkap oleh Plt. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha. Menurutnya, turut hadir dalam pertemuan ini yakni ketum dan sekjen  Partai Hanura, ketum dan sekjen PKPI, ketum dan sekjen Perindo, kemudian ketum dan sekjen Perindo. Pada kesempatan itu Giring ditemani oleh Plt. Sekjen DPP PSI, Dea Tunggaesti.

Baca Juga: HUT ke-73, Polwan Harus Seimbang sebagai Polisi dan Ibu Rumah Tangga

Advertisement

Baca Juga: HUT ke-73, Polwan Harus Seimbang sebagai Polisi dan Ibu Rumah Tangga

"Dalam penjelasannya, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah capaian pemerintah terkait penanganan Covid-19. Yaitu, Indonesia tidak masuk 10 besar negara dengan kasus Covid tertinggi padahal secara jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia, tergolong 7 besar di dunia dalam program vaksinasi, dan pengendalian inflasi di kisaran 1,5 persen," kata Giring dalam keterangannya, Rabu (1/9).

Giring dalam kesempatan tersebut mengapresiasi dan mendukung  langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Advertisement

Baca Juga: Tes Keperawanan Calon Kowad dan Istri Prajurit Dihapus, Ini Penjelasan TNI AD

 

Parpol Koalisi

Kemudian ia juga turut menyampaikan aspirasi dari para pengusaha, terutama pengusaha kecil, yang berharap kebijakan PPKM yang diambil pemerintah bisa membantu mendorong agar dunia usaha pulih dan bangkit kembali.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem, Johnny G. Plate, membeberkan isi pertemuan antara petinggi partai politik koalisi pemerintah dengan Presiden Jokowi di Istana, Jakarta, Rabu (25/8/2021). Menurutnya ada lima topik yang menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut.

Advertisement

Johnny menyampaikan dalam pertemuan para petinggi parpol koalisi pemerintah, tujuh ketua umum dan tujuh sekjen  parpol. Pertama, PDIP ada Megawati Soekarnoputri dengan Hasto Kristiyanto, kedua, Gerindra Prabowo Subianto dengan Ahmad Muzani, ketiga Nasdem Surya Paloh dengan Johnny, lalu Golkar Airlangga Hartarto dengan Lodewijk Paulus.

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Turun 65,81 Persen dari Puncak 24 Juli 2021

Kemudian PKB Muhaimin Iskandar dengan Hassanuddin Wahid dan PPP Suharso Monoarfa dengan Arwani Thomafi. Dan PAN yang diwakili oleh Ketua Umum Zulkifli Hasan dan Eddy Soeparno sebagai sekjen.

Advertisement

Pembahasan pertama, kata Johnny, terkait perkembangan dan evaluasi pegangan Covid-19. Dalam soal ini pembahasan dimulai dari tantangan hingga bagaimana pencapaian dalam usaha mengakhiri pandemi.

Kedua, terkait dengan perekonomian nasional, pencapaian makro ekonomi nasional dan tantangan makro ekonomi nasional.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Masyarakat, Kelompok 295 KKN UNS Revitalisasi Perpustakaan Desa Pasekan Wonogiri

 

Ibu Kota Negara

"Melalui kerja keras keras di tahun 2021 terlihat tanda-tanda penanganan ekpnomi kita, yang kuartal 1 kontranski 0,7% kuartal 2 tumbuh 7,7%, harapannya pertumbuhan bisa dipertahankan di kuartal 3 dan kuartal 4," tuturnya.

Topik bahasan yang ketiga yakni terkait dengan strategi ekonomi dan bisnis negara. Johnny mengatakan Jokowi dalam pertemuan tersebut meminta koalisi kompak mendukung kebijakan ekonomi berbasis produksi dan produktif.

Kemudian yang keempat, terkait dengan ketatanegaraan. Menurutnya, otonomi daerah dan sistem pemerintah sebagai dampak dari Covid-19 dibutuhkan kecepatan-kecepatan pengambilan keputusan, tantangan-tantangan dari kebijakan-kebijakan sistem pemerintahan dan otonomi daerah di masa pandemi.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Teken Kontrak di MU hingga 2023

"Kelima terkait ibu kota negara, kita menyadari kita masih dalam tahap pandemi Covid-19 tantangan ekonomi yang besar. Kita tetap perlu memikirkan ibu kota negara baru dengan memperhatikan ibu kota negara saat ini Jakarta dengan tantangan dan problematika yang sangat kompleks dan berbagai masukan," tuturnya.

Advertisement
Haryono Wahyudiyanto - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif