news
Langganan

FOTO NOVI DI KANTOR POLISI: Penyidikan Polisi ke Wartawan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jibi Solopos Dtc  - Espos.id News  -  Jumat, 19 Oktober 2012 - 22:11 WIB

ESPOS.ID - Foto: Dokumentasi

Foto: Dokumentasi

JAKARTA—Beberapa orang telah diperiksa Polsek Tamansari Jakarta terkait beredarnya foto syur Novi Amalia, pengemudi berbikini Honda Jazz yang menabrak tujuh orang beberapa waktu lalu. Penyidikan bisa berkembang ke wartawan yang saat itu meliput Novi.

Advertisement

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, mengatakan pihaknya belum bisa membeberkan hasil pemeriksaan terhadap anggota Polsek Tamansari.

"Hasil pemeriksaan belum disampaikan karena bisa berkembang ke media dan masyarakat," kata Rikwanto di kantornya, Jakarta, Jumat (19/10/2012).

Pengusutan tersebarnya foto Novi ini akan terus dilakukan hingga diketahui siapa pelakunya. Pihaknya menargetkan pemeriksaan akan selesai pekan depan.

Advertisement

"Jadi siapa yang memfoto dan mengupload belum jelas," ujar Rikwanto.

Rikwanto mengatakan, pengambilan gambar Novi yang saat itu hanya mengenakan bra dan celana dalam dengan keadaan mabuk sangat tidak patut. "Untuk itu kita tetap usut," tegas dia.

Novi saat ini masih dalam pengawasan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk rehabilitasi. "Laka lantasnya sedang diproses, nanti kalau berkas sudah jadi akan diserahkan ke kejaksaan dan tetap disidangkan," tutup Rikwanto.

Advertisement

Beredarnya foto syur Novi menuai respons Komisi Nasional (Komnas) Perempuan. Lembaga ini menilai tersebarnya foto Novi Amilia ke publik adalah bentuk eksploitasi seksual.

“Itu salah satu tindak kekerasan eksploitasi seksual. Dia dalam kondisi tidak bisa mengontrol dirinya lalu dijadikan objek seksual. Kalau disebarluaskan seperti ini kan berarti melanggar UU ITE dan hukum lainnya,” kata Komisioner Komnas Perempuan, Andy Yentriyani.

Andy menjelaskan jika pengambilan gambar tersebut dilakukan di kantor polisi, maka pelakunya mudah ditentukan. “Kalau terjadi di kantor polisi ya harusnya bisa diselidiki siapa saja yang terlibat. Saya pikir sederhana itu,” ujar Andy.

Andy menambahkan profesi, hobi, dan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan Novi tidak bisa dikaitkan dengan penyebaran foto tersebut. Penilaian masyarakat yang merendahkan Novi sebagai perempuan menurut Andy salah satu bentuk ‘main hakim sendiri’.

Terkait dugaan adanya pihak yang meminta Novi untuk berpose lalu diambil gambarnya, Andy tidak yakin hal tersebut terjadi. Ia menekankan adanya oknum yang memanfaatkan kondisi Novi untuk keuntungan pribadi.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif