news
Langganan

Film Ensaid Panjang, Mengeksplorasi Perspektif Anak tentang Budaya dan Tradisi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Bc  - Espos.id News  -  Sabtu, 16 Desember 2023 - 08:55 WIB

ESPOS.ID - Balai Media Kebudayaan (BMK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Indonesiana.TV, turut memeriahkan Festival Film Dokumenter (FFD) 2023 yang berlangsung di Yogya 3-9 Desember 2023, dengan menghadirkan pemutaran film dokumenter pendek untuk anak berjudul Ensaid Panjang. (Istimewa/kemdikbud.go.id)

Esposin, SOLO – "Meimei dan Lisa merasa takjub dan haru saat kisah hidup sehari-hari mereka di Rumah Panjang bisa ditampilkan di Jogja dan ditonton secara antusias oleh anak-anak lainnya, mereka mendapatkan teman baru dan kebudayaan mereka di Ensaid Panjang bisa dihargai oleh sesamanya di Jawa," tutur sutradara film pendek Ensaid Panjang, Deni Sofian, saat diwawancara Esposin via telepon, Selasa (12/12/2023).

Meskipun wawancara dengan Deni hanya berdasarkan panggilan telepon, terdengar jelas nada riang dan bahagia dari sutradara tersebut menceritakan tanggapan positif dari anak-anak di Yogyakarta atas kisah Meimei dan Lisa di film Ensaid Panjang saat Special Screening Dokumenter selama Festival Film Dokumenter (FFD) 2023 berlangsung.

Advertisement

Film Ensaid Panjang merupakan film dokumenter pendek yang diputar dalam Festival Film Dokumenter (FFD) 2023 di Jogja pada Minggu - Sabtu (3-9/12/2023) lalu.

Pemutaran diselenggarakan pada 9 Desember di IFI-LIP dengan dihadiri 100-an penonton dari berbagai sekolah dasar di kota Yogya, antara lain SDN Jetis 1, SD Muhammadiyah Sagan, SDN 1 Terbansari, SD Budya Wacana, SDN Jetisharjo, SDN Gondolayu, dan SD BOPKRI Gondolayu.

Rumah Panjang

Deni bercerita, tampak jelas anak-anak yang hadir dalam acara tersebut terus-terusan bertanya kepada Meimei dan Lisa tentang kehidupan sehari-hari mereka di Rumah Panjang. Menurutnya hal itu wajar, karena budaya hidup bersama antarkeluarga dalam Rumah Panjang hanya ada di daerah Ensaid Panjang, Sintang, Kalimantan Barat.
Advertisement

Pemutaran diselenggarakan pada 9 Desember di IFI-LIP dengan dihadiri 100-an penonton dari berbagai sekolah dasar di kota Yogya, antara lain SDN Jetis 1, SD Muhammadiyah Sagan, SDN 1 Terbansari, SD Budya Wacana, SDN Jetisharjo, SDN Gondolayu, dan SD BOPKRI Gondolayu.

Rumah Panjang

Deni bercerita, tampak jelas anak-anak yang hadir dalam acara tersebut terus-terusan bertanya kepada Meimei dan Lisa tentang kehidupan sehari-hari mereka di Rumah Panjang. Menurutnya hal itu wajar, karena budaya hidup bersama antarkeluarga dalam Rumah Panjang hanya ada di daerah Ensaid Panjang, Sintang, Kalimantan Barat.

Film itu juga merupakan film yang dia angkat dari keseharian warga Ensaid Panjang. Sebelum dia menggarap film tersebut, Deni meyakini jika kehidupan anak-anak Ensaid Panjang belum banyak diketahui masyarakat.

Meimei (14 tahun) dan Lisa (10 tahunan) adalah potret kehidupan anak yang sangat berbeda dengan kehidupan anak di era digital saat ini, era yang serba instan dan serba cepat. Kita tahu, digitalisasi telah merubah banyak hal.

Advertisement

Mereka adalah generasi ketiga, yang pada era saat ini masih mau untuk betul-betul menikmati kehidupan di Ensaid Panjang. Mereka sama seperti anak-anak yang lain yang punya cita-cita besar, ingin sekolah tinggi, ingin kuliah seperti kakak mereka, tapi rotasi kehidupan mereka tidak berubah.

Film Ensaid Panjang sukses mendorong sebuah kebanggaan akan tradisi. Sekaligus memberikan perspekti berbeda terutama dari sudut pandang anak-anak tentang sebuah tradisi. Bagaimana Meimei dan Lisa memandang sebuah tradisi?

Tenun Ikat

“Yang jelas tradisi telah memberikan banyak pelajaran tentang kesabaran sebuah proses (proses membuat kain tenun) tapi juga soal value atau nilai ekonomi. Mereka memahami ketika ada turis asing datang ke Ensaid Panjang, kemudian memborong tenun ikat ibunya, artinya tradisi membuat tenun ikat ini memang harus dipertahankan dan dilanjutkan,” tutur Deni.

Film dokumenter Ensaid Panjang, menegaskan tenun ikat bukan hanya seputar ikatan emosional dari generasi ke generasi, bukan hanya tentang kultur, cerita motif, dan proses yang panjang, tapi ada nilai ekonomi yang membuat tradisi ini layak dilanjutkan.

Advertisement

Ensaid Panjang menjadi salah satu film pilihan tim kurasi program Layar Anak Indonesia dari Indonesiana.TV, platform streaming dokumentasi budaya lokal Indonesia dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kurator Layar Anak Indonesiana sekaligus mentor dari Indonesiana.TV, Tonny Trimarsanto, mengatakan proses kurasi diawali dengan seleksi 20 proposal film yang dianggap memiliki keunikan dan daya tarik bagi anak.

"Sejak awal 2023 memang sudah dipikirkan sebelumnya tentang program film dokumenter untuk anak-anak, pasar itu memang tidak pernah terekspose dan malah sangat kurang. Akhirnya kami membuka pendaftaran berbagai proposal dari para sineas di seluruh Indonesia yang bisa mengajukan ide-ide mereka. Awalnya ada hampir 400 proposal yang masuk, berisi film dokumenter dan fiksi," ujar Tonny.

Advertisement

Akhirnya terpilihlah 20 film dokumenter dan 20 film fiksi yang kemudian dipresentasikan secara online. Dari total 40 film terpilihlah 10 film dokumenter dan 10 film fiksi yang direkomendasikan oleh Tonny dan timnya.

Tonny mengatakan 20 film tersebut mewakili berbagai aspek kehidupan yang sederhana di berbagai daerah. Salah satunya adalah cerita warga desa di kampung Ambon yang menangkap ikan menggunakan layang-layang sebagai umpannya.

Menurut Tonny, berbagai film yang dipilih memang mengangkat isu yang dekat dengan kehidupan anak-anak lokal dan budaya setempat. Khazanah kebudayaan lokal Indonesia selalu menarik untuk digali terutama sebagai modal pengembangan anak-anak Indonesia. Perspektif anak-anak mengenal kehidupan budaya khas berbagai daerah di Indonesia merupakan nilai plus dokumentasi kebudayaan itu sendiri.

Atas dasar inilah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadirkan platform streaming menyajikan dokumentasi budaya lokal Indonesia bernama Indonesiana.TV. Lewat Indonesiana.TV, masyarakat akan mendapatkan berbagai konten menarik tentang budaya lokal daerah-daerah di Indonesia.

Konten Seni Budaya

Layanan ini bersifat streaming karena saat ini video on demand (VOD) semakin diminati masyarakat. Kebiasaan ini lahir sejak pandemi dan menjadi tren baru yang semakin berkembang.

Mengikuti perkembangan zaman tersebut, Indonesiana.TV menjadi layanan berbasis streaming pertama dengan konten seni dan kebudayaan lokal menyasar anak-anak Indonesia.

Salah satu tujuan layanan tersebut juga menambah variasi platform digital selain Netflix, Video, WeTV, dan masih banyak lainnya yang jarang menyaring kualitas konten-konten mereka. Layanan platform digital yang sudah ada di masyarakat lebih sering menyajikan budaya-budaya barat dibandingkan budaya dalam negeri.

Dalam proses melahirkan Indonesiana.TV, dokumentasi menjadi bagian penting. Salah satu bentuknya adalah Layar Anak Indonesiana, berupa program mengkisahkan kehidupan anak-anak Indonesia dari berbagai latar budaya. Program ini juga tak luput dari muatan lokal yang dipresentasikan secara orisinal dan menarik, salah satunya Ensaid Panjang.

Lewat program ini, para sineas Indonesia diberi kesempatan berkompetisi dan berpartisipasi memproduksi film anak durasi pendek kental dengan budaya berwarna lokal yang unik, orisinal, dan menarik.

Advertisement
Hijriyah Al Wakhidah - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif