by Newswire - Espos.id News - Senin, 2 Agustus 2021 - 13:03 WIB
"Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri," kata Fadli Zon dalam cuitan Twitter yang dibagikan kepada wartawan, Senin (2/8/2021), seperti dikutip dari Detik.com.
Menurutnya penggunaan kata kebhinnekaan dalam baliho tersebut kurang tepat. "Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu 'kebinekaan' bukan 'kebhinnekaan'. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi," ujarnya.
Baca juga: Pengakuan Nobu di Balik Video Seks 19 Detik Bareng Gisel
Kebinekaan memiliki makna keberagaman. Hal itu semestinya tidak ditonjolkan dalam baliho.
'Kebinekaan' artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu. Unity in diversity, 'Bhinneka Tunggal Ika' dlm serat 'Kakawin Sutasoma' karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan," ujarnya.
Baca juga: Baliho Puan Maharani di Mana-Mana, PDIP Sudah tentukan Capres?
Sementara itu anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan Supratikno, menjelaskan baliho Puan Maharani dipasang sebagai wujud kegembiraan. Seperti diketahui, Puan adalah wanita pertama yang menduduki jabatan sebagai Ketua DPR RI sejak Indonesia merdeka.
"Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan," ujar Hendrawan.