news
Langganan

Evaluasi PPDB di Kota Solo, Disdik Sebut SD Negeri Sepi Karena Alasan Ini - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id News  -  Senin, 29 Juli 2024 - 15:04 WIB

ESPOS.ID - Suasana SDN Dawung Tengah Solo ketika disambangi Solopos.com, Selasa (16/7/2024). SD negeri itu hanya mendapat satu siswa jalur zonasi dan satu siswa jalur afirmasi dalam PPDB online di Solo. (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Esposin, SOLO—-Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Solo menyisakan masalah berulang. Salah satunya adalah fenomena minimnya peminat SD negeri.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo memberikan evaluasi penyebab SD negeri (SDN) sepi peminat lantaran berkurangnya anak usia sekolah dan orang tua yang lebih melirik SD swasta.

Advertisement

Setidaknya ada puluhan SDN yang siswanya kurang dari sepuluh dalam PPDB jalur zonasi. Bahkan ada dua SDN yang mendapatkan siswa baru kurang dari lima, yakni SDN Dawung Tengah, Serengan, Solo mendapat dua siswa dan SDN Carangan, Semanggi, Pasar Kliwon Solo mendapat empat siswa. 

Kepala Disdik Kota Solo, Dian Rineta, mengatakan sudah memprediksi dua sekolah tersebut akan sepi peminat. Namun, pihaknya tidak buru-buru memutuskan untuk menggabungkan atau regrouping dengan sekolah lain.

Advertisement

Kepala Disdik Kota Solo, Dian Rineta, mengatakan sudah memprediksi dua sekolah tersebut akan sepi peminat. Namun, pihaknya tidak buru-buru memutuskan untuk menggabungkan atau regrouping dengan sekolah lain.

“Jadi kalau PPDB ada sekolah yang kurang murid, itu memang sudah dalam prediksi kami. Waktu kami akan melakukan regrouping jarak sekolah terdekat tuh lebih dari satu kilometer.  kalaupun terpaksa di regrouping kami akan menghabiskan dulu kelas-kelas yang memiliki [siswa dengan] jumlah besar, nanti akan kita evaluasi lagi,” kata dia kepada Esposin, Senin (29/7/2024).

Dia mengatakan untuk kasus SDN Dawung Tengah dan SDN Carangan untuk saat ini akan tetap membuka layanan seperti biasa. Menurut dia, tetap harus ada SDN di dua wilayah itu.

Advertisement

Dia mengatakan akan mengevaluasi satu sampai dua tahun lagi apakah jumlah siswa di dua sekolah tersebut akan terus menurun. Hasil evaluasi akan digunakan untuk menjadi pertimbangan dilakukan regrouping. Namun jika memang ada siswa yang ingin bersekolah, tetap dipertahankan.

“Hanya nanti model kurikulumnya akan kita adakan metode yang berbeda ya kurikulum pencapaian,” kata dia.

Meski begitu, Dian mengklaim SDN lain di Kota Solo sudah terisi sesuai target. “Kalau keseluruhan kuota hampir 100% sih, 90-an persen sekian ya sudah sudah terisi,” kata dia.

Advertisement

Untuk melihat minimnya sejumlah siswa di SDN, Dian mengatakan ada fenomena yang perlu dipahami. Menurut dia, salah satu faktor SDN sepi peminat lantaran orang tua lebih memilih SD swasta berbasis agama.

“Ada fenomena yang perlu dipahami teman-teman, bahwa masyarakat itu lebih memilih SD swasta berbasis agama. Itu laku ya. Nah mungkin orang tua orang tua muda menganggap bahwa SD itu basic. Sehingga anak-anak tuh banyak di sekolah pasti agama,” kata dia.

Meski begitu, Dian mengatakan sekolah swasta tidak lantas menjadi saingan SDN. Menurut dia, sekolah swasta adalah partner pemerintah dalam menjalankan amanah konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Advertisement

Di satu sisi, pihaknya juga terus memperbaiki kinerja sekolah-sekolah negeri. “Artinya jangan sampai ada apa pemikiran bahwa ada anak mendaftar di sekolah swasta karena di sekolah negeri jelek, jangan gitu,” kata dia.

Terlepas dari fenomena orang tau siswa yang lebih memilih sekolah swasta, Dian menyebut juga ada faktor lain yakni berkurangnya angka anak usia sekolah di tengah Kota Solo. Menurut dia, kini di tengah kota lebih banyak perkantoran ketimbang rumah-rumah penduduk.

Terlebih menurutnya kini orang tua muda di Kota Solo lebih memilih membeli rumah di pinggir kota karena lebih terjangkau. Ini membuat anak usia sekolah lebih banyak di pinggir kota.

Sehingga sekolah-sekolah di tengah kota kekurangan siswa karana sistem zonasi mengharuskan mereka merekrut siswa di lingkungan sekitar sesuai zona. 

“Sekarang ini kan banyak ibu-ibu muda atau orang tua muda yang cari perumahan di pinggir kota Solo. Di tangah Kota Solo sendiri harganya sudah luar biasa mahal ya, sehingga keluarga muda itu jarang bertempat tinggal di tengah Kota Solo,” kata dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif