by Redaksi - Espos.id News - Sabtu, 25 Februari 2012 - 11:25 WIB
Seperti yang terjadi di beberapa kabupaten di Sulsel, misalnya di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Bone yang mencapai Rp 30 ribu per tabung. Sedangkan di Makassar harganya bervariasi dari Rp15.000 hingga Rp20.000. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji gas tabung hijau ini hanya Rp12.750 per tabung.
General Manajer Pertamina Regional VII, Adi Nugroho yang ditemui detikFinance di kantornya menyebutkan kelangkaan elpiji di Sulsel awalnya disebabkan tersendatnya pengiriman pasokan elpiji yang menggunakan kapal laut akibat gangguan cuaca buruk.
Kelangkaan ini juga menurut Adi disebabkan pengaturan ulang pendistribusian gas elpiji di stasiun pengisian bahan bakar energi (SPBE), maupun ke agen-agen pangkalan elpiji.
"Kelangkaan atau ketidakcukupan gas elpiji di masyarakat karena instalasi pengisian gas di SPBE Makassar tidak hanya mendistribusikan gas ke Sulsel saja, tapi juga ke wilayah Sulawesi Barat dan sebagian di Sulawesi Tengah, sedangkan di wilayah Gorontalo, Kendari dan Bitung relatif aman," ujar Adi, Jumat (24/2/2012)
Adi menjamin kelangkaan dan tidak stabilnya harga elpiji di Sulsel akan segera berakhir dengan jaminan pasokan kapal pengangkut elpiji bermuatan 1700 hingga 1800 metrik ton.
Selain itu, pihaknya akan menindak agen-agen distributor atau pangkalan elpiji yang mempermainkan harga elpiji di masyarakat. Bagi agen yang menjual harga elpiji 3 Kg jauh dari harga banderol yang sudah ditetapkan Pertamina, akan kena sanksi administratif hingga sanksi pemutusan hubungan usaha. detikcom