by Akhirul Anwar Jibi Bisnis - Espos.id News - Selasa, 11 Agustus 2015 - 23:30 WIB
Esposin, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan pemerintah mengendalikan impor dari Tiongkok dalam menyikapi langkah Bank Sentral China yang melakukan devaluasi yuan hampir 2%.
"Yang jelas kita harus jaga impor kita dari China karena impor kita dari China sudah cukup besar defisitnya, oleh karena itu kita harus jaga pasar kita supaya jangan dibanjiri produk dari mereka," kata Gobel seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/8/2015) malam.
Menurut Rachmat Gobel, upaya mengendalikan serbuan impor dari Tiongkok ditempuh dengan langkah menerapkan standarisasi wajib standar nasional Indonesia [SNI]. "Jaga impor dengan China caranya SNI wajib harus diterapkan," ujarnya.
Adapun Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pelemahan mata uang China tidak bisa langsung disikapi saat ini karena harus didiskusikan dengan Bank Indonesia. Tetapi ia berharap jangan sampai terjadi perang mata uang yang disebut sebagai strategi menjegal tetangga.
"Kita hindari jangan sampai perang mata uang, perang mata uang itu menjegal tetangga tidak boleh, tapi kita tidak bisa respon saat ini, harus bicara roundtable dengan bank Indonesia harus lebih sering," katanya.