by Newswire - Espos.id News - Jumat, 13 Januari 2023 - 15:53 WIB
Esposin, JAKARTA–Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md mengaku pernah menelepon Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 10 November 2022 lalu.
Namun menurut dia, tindakan tersebut bukan bentuk mengintervensi KPU untuk meloloskan partai politik (parpol) tertentu agar menjadi peserta Pemilu 2024. Mahfud menyebut tindakannya itu untuk menegur dan memberi peringatan KPU agar tidak macam-macam soal verifikasi parpol.
"Pemerintah tidak boleh ikut campur. Itu hoaks juga berita. Katanya ada campur tangan Istana. Saya justru menegur. Pada 10 November ada laporan, 'Pak itu KPU tidak adil, partai A suruh masukkan, partai B tidak boleh masuk'. Saya telepon, hanya itu," ungkap Mahfud.
Mahfud lalu menceritakan isi pembicaraannya dengan Sekjen KPU Bernard Dermawan.
"Jangan main loh, semua partai, kalau satu diberi begini, yang lain diberi begini. Jangan Anda terima pesanan dari orang lain. Nah itulah sebabnya banyak formulir berubah. Itu saya negur, bukan saya intervensi," jelas Mahfud.
Mahfud menyebut ia menelepon Bernard Dermawan pada 10 November 2022 dan tidak pernah menghubungi lagi setelah itu.
"Saya [telepon] 10 November. Saya 10 Januari ndak pernah hubungan sama dia. 10 November sekali saja ketika partai-partai mengadu kepada saya 'Pak partai saya tidak masuk'. Kenapa? 'Ada pesanan dari ini'. Pak partai saya tidak masuk tapi dimasukkan. Saya tidak mau tahu itu benar atau tidak, tapi saya telepon tanggal 10 November dan tidak lebih dari itu," ungkap Mahfud.
Bila Hadar Nafis memiliki bukti soal dugaan intervensi tersebut, menurut Mahfud, Hadar harus membuktikannya.
"Pak Hadar kenapa tidak telepon saya? Orang dia sahabat saya. Betul bapak ikut? Saya beri tahu. Saya ikut menegur karena dia disinyalir melenceng, bukan saya menyuruh partai ini masuk atau tidak masuk," ungkap Mahfud.
Ia pun menegaskan pemerintah tidak melakukan intervensi apa pun terhadap KPU.
"Ndak ndak akan intervensi. Kalau ada, lapor ke saya aja. Siapa yang intervensi?" kata Mahfud.
Dalam RDPU bersama Komisi II DPR, wakil Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih Hadar Nafis Gumay sempat menampilkan tangkapan layar diduga percakapan anggota KPU provinsi, di mana dirinya menilai ada keresahan dari dugaan intervensi KPU pusat.
Tidak hanya itu, dia turut membacakan percakapan salah satu anggota KPU provinsi tentang intervensi itu. Dalam percakapan yang ditampilkan itu ada dugaan Istana hingga Menkopolhukam untuk meloloskan verifikasi faktual Partai Gelora.