by Septhia Ryanthie Jibi Solopos - Espos.id News - Selasa, 3 Oktober 2017 - 02:30 WIB
Esposin, SOLO—Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Komisariat II Surakarta (Soloraya) terus mendorong agar anggotanya mampu mendongkrak jumlah publikasi jurnal internasional terindeks Scopus. Hal itu disampaikan Sekretaris APTISI Komisariat II Soloraya, Singgih Purnomo, saat diwawancari Esposin, Minggu (1/10/2017).
Singgih mengemukakan tuntutan peningkatan publikasi jurnal internasional terindeks Scopus tidak hanya berlaku bagi perguruan tinggi negeri (PTN), tapi juga PTS. Masih minimnya publikasi ilmiah di jurnal internasional terindeks Scopus saat ini hanya karena para dosen yang belum terbiasa.
"Syaratnya kan berlaku untuk semua, baik PTN maupun PTS. Posisi lektor di PTS pun akan jadi lektor kepala atau lektor kepala menjadi profesor kalau sudah menghasilkan jurnal terindeks Scopus," ungkap Singgih.
Salah satu langkah yang akan dilakukan APTISI untuk mendorong peningkatan publikasi internasional tersebut adalah memfasilitasi para dosen melalui bimbingan dan konsultasi. Salah satunya mendatangkan narasumber dari Malaysia.
Saat ini pihaknya sudah menyiapkan 30 jurnal yang diharapkan bisa menembus jurnal internasional terindeks Scopus. "Kami agendakan pada akhir Oktober ini bisa mendatangkan narasumber dari Malaysia untuk membimbing para dosen menyiapkan jurnal," terang Direktur STMIK Duta Bangsa Solo itu.
Singgih menjelaskan kehadiran narasumber dari Malaysia merupakan salah satu hasil dari kerja sama internasional yang dilakukan APTISI dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri. Sejauh ini APTISI telah menggandeng beberapa perguruan tinggi di kawasan Asia dalam kerja sama menjadikan PTS-PTS anggota APTISI sebagai perguruan tinggi yang mengglobal.
Setelah studi banding ke sejumlah perguruan tinggi di antaranya Malaysia dan Thailand, APTISI Komisariat II Soloraya juga mengagendakan studi banding ke perguruan tinggi di Eropa pada 8-18 Oktober ini.