by Newswire - Espos.id News - Jumat, 4 September 2020 - 00:59 WIB
Esposin, JAKARTA -- Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, pemerintah melakukan evaluasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama enam bulan di Indonesia.
Ada sejumlah catatan dari evaluasi terkait penanganan pandemi dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
"Setelah enam bulan berjalan sejak awal pengumuman adanya kasus Covid-19 di Tanah Air tanggal 2 Maret yang lalu. Kemudian terbitnya Peraturan Presiden tanggal 13 Maret tentang karantina kesehatan, ada berbagai macam evaluasi," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Kasus Covid-19 dari Klaster Pabrik Garmen Meluas, Kantor Desa Mendak Klaten Ditutup
Evaluasi pertama adalah soal peningkatan kasus di sejumlah daerah, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Peningkatan kasus itu disebut Doni Monardo karena ada kenaikan jumlah testing serta munculnya klaster-klaster baru. Seperti klaster perkantoran, transportasi umum, hingga klaster rumah tangga.Terlibat Tabrakan di Jogonalan, Kades Granting Klaten Meninggal Dunia
Doni Monardo juga menyoroti tingginya angka paparan virus corona di transporasi umum serta kepatuhan masyarakat dalam penggunaan masker yang benar. Ia pun meminta pemerintah daerah mengambil langkah kebijakan yang tepat dalam penanganan Covid-19 ini."Kemudian juga mereka yang terpapar Covid-19 persentase terbesarnya sama-sama menggunakan masker. Tetapi ada masker yang standar, ada masker yang tidak standar. Artinya masker yang standar di sini bisa masker yang kain, bisa juga masker yang sudah ada izin edar dari Kemenkes," ungkap Doni.
Beda Data Covid-19 di Semarang Bikin Heboh, Mungkin Pusat Hitung Jumlah Tes
"Inilah yang menjadi salah satu upaya kami untuk menyampaikan kepada seluruh daerah agar setiap mengeluarkan kebijakan itu harus tepat. Salah satu hal yang kami bicarakan dengan pemerintah DKI adalah sejak diberlakukan aturan ganjil genap. Ada peningkatan jumlah penumpang umum. Untuk di kereta api sebesar 3,5 persen, untuk di Transjakarta 6-12 persen," lanjut Doni Monardo.