by Newswire - Espos.id News - Rabu, 3 Maret 2021 - 15:38 WIB
Esposin, JAKARTA -- Detasemen Khusus 88 Anti teror Polri menangkap 22 terduga teroris di Jawa Timur. Mereka ditangkap hasil dari serangkaian operasi Densus di Jawa Timur. Polisi belum berhenti mengembangkan kasus ini sehingga dimungkinkan adanya tambahan terduga yang ditangkap.
"Sampai hari ini sudah 22 tersangka yang ditangkap di Jatim," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, kepada wartawan di Mabes Polri, Rabu (3/3/2021).
Rusdi menyebut kelompok yang dikenal sebagai kelompok Fahim ini akan diusut sampai tuntas. "Masih dikembangkan lagi oleh Densus untuk betul-betul kelompok Fahim ini bisa diselesaikan di Jatim. Jadi sudah 22," tuturnya.
Saat ini ke-22 terduga teroris ini masih di Jatim dan nantinya dibawa ke Jakarta. "Nanti kita lihat rencana Densus bagaimana, kemungkinan akan dibawa ke Jakarta bagaimana. Saya rasa kalau dibawa ke Jakarta pun publik akan tahu," tandas Rusdi.
Baca juga: Terduga Teroris Ditangkap di Malang, Kerja Jadi Guru
Saat ini ke-22 terduga teroris ini masih di Jatim dan nantinya dibawa ke Jakarta. "Nanti kita lihat rencana Densus bagaimana, kemungkinan akan dibawa ke Jakarta bagaimana. Saya rasa kalau dibawa ke Jakarta pun publik akan tahu," tandas Rusdi.
Baca juga: Terduga Teroris Ditangkap di Malang, Kerja Jadi Guru
Sebelumnya, dalam kurun kurang dari sepekan, Densus 88 Antiteror menangkap sejumlah terduga teroris di Jatim. Di mana 12 di antaranya ditangkap pada Jumat (26/2/2021).Soal penangkapan 12 terduga teroris itu dibenarkan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono. Mereka ditangkap di 4 kota di Jatim. Yakni di Surabaya, Malang, Mojokerto, dan Sidoarjo.
"Betul [Irul Putra Santoso]," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto, saat dimintai konfirmasi, Rabu (3/3/2021).
Baca juga: Perjalanan Hijrah Soraya Abdullah: Hampir Jadi Istri Tersangka Teroris & Masuk DPO Bom JW Marriot
DPO Putra Santoso yang dimaksud bernama Irul, seorang terduga teroris asal Poso. Irul tewas bersama seorang terduga teroris lainnya yakni Samir alias Alfin yang berasal dari Banten."Sudah dewasa," kata Kombes Didik saat menjelaskan umur kedua terduga teroris.
Irul tewas akibat bom yang melekat pada tubuhnya meledak. Hal ini seperti yang dijelaskan Kapolda Sulteng, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso. "Kami baru saja usai melakukan identifikasi kepada kedua jenazah MIT. Keduanya adalah Samir alias Alfin dan Irul. Samir tewas tertembak dan Irul tewas akibat bom yang melekat pada badannya meledak," ungkap Kapolda, Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Kapolresta Solo Minta Jogo Tonggo Bantu Identifikasi Aktivitas Terorisme
Dari lokasi tersebut, Satgas Madago Raya menyita sejumlah barang bukti, seperti senjata api laras panjang, GPS, bahan makanan, dan satu buah tas ransel milik kedua jenazah buron MIT.Selain dua orang tewas, diduga satu anggota MIT lainnya mengalami luka tembak. Diduga anggota MIT yang terluka ialah Ali Kalora yang menjadi pimpinan dalam kelompok terduga teroris tersebut.
Diduga kekuatan MIT makin melemah. Dengan tewasnya Irul dan Samir, kelompok teroris ini diduga tersisa 9 orang.
"Kemarin Selasa (23/2), sekitar pukul 11.30 Wita, kami kontak tembak dengan kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur di wilayah Salubanga, Kabupaten Parigi Moutong," kata Komandan Resor Militer (Danrem) 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, seperti dilansir Antara, Kamis (25/2/2021).
Dia mengatakan, dalam kontak tembak tersebut, diduga dua orang DPO MIT Poso mengalami luka, berdasarkan adanya ceceran darah di lokasi tempat terjadinya kontak tembak. Satgas Madago Raya terus memburu kelompok MIT.