news
Langganan

Data Kematian Tak Jadi Indikator, Fadli Zon: Harusnya Diperbaiki, Bukan Dihapus! - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Rayful Mudassir  - Espos.id News  -  Rabu, 11 Agustus 2021 - 18:01 WIB

ESPOS.ID - Fadli Zon. (Antara)

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Fadli Zon mengkritik kebijakan pemerintah mengeluarkan indikator data kematian sebagai penilaian level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Melalui akun Twitter, dia menyebutkan kebijakan pemerintah tersebut menggambarkan penanganan pandemi tidak diberikan mandat kepada ahlinya.

Advertisement

Dia menilai kematian akibat wabah ini bukan sekadar angka. "Itu nyawa manusia Indonesia yang seharusnya dilindungi tumpah darahnya. Kita gagal mencegah korban begitu banyak. Kalau data tak akurat, perbaiki. Bukan dihapus sebagai indikator penanganan," cuitnya, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga: Fadli Zon Akhirnya Sembuh dari Covid-19 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah mengeluarkan data kematian dalam penilaian PPKM.

Advertisement

"Evaluasi kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian," kata Luhut saat konferensi pers virtual, Senin (9/8/2021).

Data Kerap Terlambat

Menurutnya, sejumlah angka kematian masuk belakangan yang bersumber dari kasus beberapa pekan sebelum.

Kondisi ini disebut dapat mempengaruhi penilaian terhadap perkembangan PPKM.

Dari pernyataan itu disinyalir bahwa data harian yang masuk tidak benar-benar aktual. Artinya masih terdapat sejumlah data kematian yang terlambat diinput ke dalam sistem.

Advertisement

Baca Juga: Kasus Corona Jateng Dilaporkan Tertinggi Se-Indonesia, Ini Bantahan Gubernur Ganjar 

Dia menerangkan sejatinya angka kematian di Jawa-Bali selama PPKM mulai melandai meski laporan Satgas Covid-19 masih cukup tinggi.

“Karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian,” ujarnya.

Sebagai solusi, sambung Luhut, pemerintah tengah bekerja keras untuk melakukan harmonisasi data dan perbaikan Sistem Informasi Pelacakan atau Silacak.

Advertisement
Abu Nadzib - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif