news
Langganan

DAMPAK PELEMAHAN RUPIAH : Harga Mobil Mulai Naik - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Hijriyah Al Wakhidah Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Sabtu, 7 September 2013 - 06:46 WIB

ESPOS.ID - ilustrasi (Burhan Aris Nugraha/JIBI/dok)

Esposin, SOLO—Harga produk otomotif khususnya on the road (OTR) Solo mulai terkerek. Sejumlah pengelola diler menilai kenaikan harga produk otomotif tidak hanya terjadi karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar tetapi juga adanya kenaikan tarif pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) sebesar 150%.

Branch Manager Nissan Solobaru, Rommy Hidayat, mengatakan imbas pelemahan rupiah mulai dirasakan industri otomotif. “Imbasnya beberapa varian mobil kami ada yang mengalami kenaikan harga,” jelas Rommy, Jumat (6/9/2013).

Advertisement

Salah satunya, Nissan Evalia resmi naik rata-rata Rp4 juta per unit mulai Kamis (5/9). “Kalau yang sebelumya Rp161,8 juta per unit, naik jadi Rp165 juta per unit. Evalia tertinggi, sebelumnya Rp201,1 juta sekarang menjadi Rp205,1 juta per unit.”

Beruntung, kata dia, Grand Livina yang selama ini menjadi backbone Nissan tidak mengalami kenaikan harga.

“Sebenarnya, selama ini pelanggan tidak banyak terpengaruh dengan tren pelemahan rupiah. Tapi kalau harganya mulai naik begini ya kurang tahu juga, mungkin sampai akhir tahun akan ada sedikit koreksi.”

Advertisement

Harga Evalia naik ditengah respons pasar Soloraya yang mulai meningkat. Kata Rommy, Evalia rata-rata mampu mencatat angka penjualan 12 unit per bulan di Soloraya. Tetapi, dua bulan terakhir bisa menjual 20 unit per bulan.

Selain Evalia yang naik karena pelemahan rupiah, beberapa mobil built up juga naik bahkan sampai Rp2 juta hingga Rp12 juta per unitnya.

“Naiknya mobil built up ini tidak hanya karena dolar yang semakin mahal tetapi juga karena adanya kenaikan PPnBM. Seperti Navara, itu harganya naik Rp5 juta. Selain itu, mobil Elgrand yang merupakan mobil kelas premium harganya juga naik Rp12 juta hingga Rp15 juta per unitnya.”

Advertisement

Hanya saja, kenaikan harga mobil built up ini diperkirakan tidak akan banyak berpengaruh terhadap pasar otomotif, mengingat segmen pasar mobil kelas ini cukup kecil. “Elgrand itu mungkin porsi penjualannya tidak lebih dari 5% dari total penjualan Nissan di Soloraya.”

Terpisah, Supervisor Nasmoco Slamet Riyadi, Darmawan Budi R, juga mengatakan beberapa varian mobil Toyota mengalami kenaikan harga. Seperti Innova, Rush dan Fortuner. Innova dan Rush naik Rp5 juta per unitnya.

Innova dengan harga paling murah yang semula Rp257,3 juta naik menjadi Rp262,3 juta per unit. Sementara, Toyota Rush yang sebelumnya Rp209,7 juta naik menjadi Rp212,7 juta per unit. “Kalau Fortuner naik dari Rp432,7 juta menjadi Rp435,7 juta per unit,” kata Darmawan.

Hanya saja Darmawan menjelaskan, kenaikan harga ini tidak semata karena pelemahan rupiah terhadap dolar. “Tetapi ada minnor change pada unit baru.” Meskipun bukan karena pengaruh dolar, menurut Darmawan, harga mobil yang ditawarkan saat ini punya sifat tidak mengikat.

Harga yang tidak mengikat, jelas dia, memungkinkan pelanggan mendapatkan harga yang berbeda dengan saat indent. “Kalau sebelumnya kan harga itu mengikat. Indent awal bulan, maka pada saat barang dikirim akhir bulan, harga tidak akan berubah. Tetapi dengan fluktuasi rupiah saat ini, yang memungkinkan terjadinya perubahan harga sewaktu-waktu, maka price list yang kami tawarkan sifatnya tidak mengikat.”

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif