by Wilda Arifati - Espos.id News - Selasa, 25 Juli 2023 - 11:24 WIB
Esposin, JAKARTA -- Angka kematian bayi dan anak bawah lima tahun (balita) di Indonesia telah mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 1990 hingga tahun 2003. Namun pada sepuluh tahun terakhir, penurunan tersebut mengalami kelambatan.
Angka kematian neonatal memiliki angka yang lebih besar dari angka kematian anak balita dan bayi. Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa penurunan angka kematian bayi di Indonesia hampir mencapai 90 persen dalam rentang periode tahun 1971-2022.
Dilansir dari unicef.org yang diakses pada Senin (24/7/2023), 1 dari 30 anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Rentangnya, 1 dari 10 anak di beberapa kabupaten di Indonesia bagian timur.
Bayi yang baru lahir sangat rentan meninggal. Dengan perkiraan mencapai 50 persen dari semua kematian pada tahun pertama kehidupan dan 75 persen kematiannya terjadi pada tahun pertama kehidupan.
Bayi yang baru lahir sangat rentan meninggal. Dengan perkiraan mencapai 50 persen dari semua kematian pada tahun pertama kehidupan dan 75 persen kematiannya terjadi pada tahun pertama kehidupan.
Bersumber dari UNICEF, penyebab utama kematian pada anak usia dini adalah pneumonia dengan besar kasus mencapai 36 persen, penyakit bawaan dengan kasus 13 persen, dan diare dengan kasus sebanyak 10 persen. Selain itu ada komplikasi neonatal, cedera, campak, dan malaria.
Beberapa anak juga harus menghadapi risiko berupa kondisi lingkungan yang buruk. Di antaranya seperti dampak yang diakibatkan dari hampir 30 juta orang masih melakukan buang air besar di sembarang tempat dan prevalensi malaria yang tinggi di beberapa daerah. Dampak dari ibu yang terkena HIV juga menjadi salah satu penyebab angka kematian anak.
Berikut lima provinsi yang memiliki angka kematian anak paling banyak di Indonesia.
Angka kematian anak balita di Provinsi Papua mencapai 49,04 persen dan Kabupaten Nduga merupakan kabupaten yang paling tinggi. Angka kematian anak balita di Kabupaten Nduga mencapai 75,83 persen. Selain itu, angka kematian bayi di Provinsi Papua ada sebanyak 38,17 persen.
Angka kematian anak balita di Provinsi Papua Barat mencapai 47,23 persen. Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Maybrat menjadi kabupaten dengan angka kematian anak balita paling tinggi di Papua Barat, yaitu 71,14 persen. Selain itu, angka kematian bayi di Provinsi Papua Barat sebesar 37,06 persen.
Angka kematian anak balita di Provinsi Maluku mencapai 36,54 persen. Kabupaten Seram Bagian Timur menjadi kabupaten yang memiliki angka kematian anak balita paling tinggi di Provinsi Maluku, yaitu sebesar 50,49 persen. Selain itu, angka kematian bayi di Provinsi Maluku sebesar 29,82 persen.
Angka Kematian anak balita di Provinsi Gorontalo mencapai 35,85 persen. Kabupaten Pohuwato menjadi kabupaten yang memiliki angka kematian anak balita paling tinggi di Provinsi Gorontalo, yaitu sebesar 42,96 persen. Selain itu, angka kematian bayi di Provinsi Gorontalo sebesar 29,47 persen.
Angka kematian anak balita di Provinsi Sulawesi Barat mencapai 35,49 persen. Kabupaten Mamuju Tengah menjadi kabupaten dengan angka kematian anak balita paling tinggi di Provinsi Sulawesi Barat, yaitu sebesar 41,43 persen. Selain itu, angka kematian bayi di Sulawesi Barat mencapai 29,21 persen.