by Newswire - Espos.id News - Rabu, 22 Juni 2022 - 17:58 WIB
Esposin, WAMENA – Beberapa hari setelah gugurnya seorang anggota Brimob, Bripda Diego Rumaropen, akibat dibunuh kelompok separatis Papua, Mabes Polri mengirimkan 350 personel Brimob ke Kabupaten Jayawijaya.
Ratusan personel Brimob itu tiba di Bandara Wamena pada Rabu (22/6/2022). Ratusan anggota Brimob itu akan berada di Jayawijaya selama sebulan ke depan untuk tugas pengamanan.
Kepala Polres Jayawijaya AKBP Muh Safei di Wamena, mengatakan, personel itu bantuan dari Mabes ke Polda Papua, dan kemudian menempatkan di wilayah Polres Jayawijaya.
"Kedatangan personel Brimob ini untuk mengantisipasi, bukan untuk pengejaran (perampasan dua senpi) yang ada. Ini hanya bersamaan saja sehingga orang prediksi dalam rangka penebalan pengejaran," katanya seperti dikutip Esposin dari Antara.
"Kedatangan personel Brimob ini untuk mengantisipasi, bukan untuk pengejaran (perampasan dua senpi) yang ada. Ini hanya bersamaan saja sehingga orang prediksi dalam rangka penebalan pengejaran," katanya seperti dikutip Esposin dari Antara.
Baca Juga: Anggota Brimob Dibunuh OTK, Nasib Atasannya Belum Jelas
Ratusan personel Brimob itu dijadwalkan berada di Jayawijaya selama sebulan.
Mereka disiagakan di Jayawijaya namun bisa diperbantukan ke sejumlah kabupaten pemekaran di wilayah pegunungan Papua, di antaranya Yalimo dan Lanny Jaya.
Baca Juga: Canggih, Ini Dua Senjata Anggota Brimob yang Dirampas di Papua
"Ketika ada kebutuhan itu akan digeser, sehingga sementara ditaruh di Polres Jayawijaya. Bisa juga nanti bergerak ke Lanny Jaya, Yalimo, Tolikara, dan Mamberamo Tengah," katanya.
Ia tidak mengiyakan informasi yang beredar di masyarakat bahwa kehadiran personel ini dalam rangka pengumuman daerah otonomi baru.
"Kalau masalah pengumuman atau apa-apa, yang jelas Markas Besar Kepolisian Indonesia memberikan bantuan untuk kepolisian, dikandung harapan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Jayawijaya. Jadi kita memberikan pemahaman untuk itu, kita akan menempatkan personel sesuai kebutuhan yang ada," katanya.
Baca Juga: Anggota Brimob di Papua Dibunuh, Senjata Dirampas
Sementara itu, dua senjata api yang dirampas sekelompok orang tak dikenal dari tangan anggota Brimob mendiang Bripda Diego Rumaropen diyakini telah berada di tangan kelompok krminal bersenjata (KKB) di Papua.
Senpi itu dirampas setelah kawanan tersebut menganiaya Diego Rumaropen hingga meninggal dunia.
Kapolda Papua Irjen Polisi Mathius Fakhiri mengungkapkan dua senjata api itu diyakini sudah di tangan KKB dari Nduga yang dipimpin Egianus Kogoya.
Baca Juga: Anggota Brimob di Papua Dibunuh, Senjata Dirampas
"Sudah dipastikan senjata api (rampasan dari polisi) berada di tangan KKB. Kami berupaya mendapatkannya kembali," ucap Fakhiri di Jayapura, Senin (20/6/2022), seperti dikutip Esposin dari Antara.
Insiden Napua berawal dari tewasnya anggota Brimob Polda Papua Bripka Diego beserta hilangnya dua senjata api yang terjadi Sabtu sore (18/6/2022) sekitar pukul 17.00 WIT di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya setelah Danki D Brimob Wamena AKP R dimintai tolong warga untuk menembak sapi miliknya di Napua.
AKP R bersama Bripda Diego Rumaropen kemudian ke TKP. Sebelum kemudian menuju lokasi sapi yang ditembak AKP R menitipkan senjata api yang dibawa ke korban Diego.
Baca Juga: Canggih, Ini Dua Senjata Anggota Brimob yang Dirampas di Papua
Beberapa saat kemudian datang sekelompok warga dan menyerang korban hingga Diego gugur, kemudian mereka merampas dua senjata api.
Dua pucuk senjata api organik Polri yang dibawa lari pelaku yaitu AK101 dan SSG08 (sniper).