by Bc - Espos.id News - Rabu, 2 Juni 2021 - 16:30 WIB
Esposin, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. NTP Mei 2021 disebut meningkat 0,44 persen menjadi 103,39. Sedangkan NTUP meningkat 0,48 persen menjadi 104,04 persen.
Kenaikan NTP disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani nasional, mencapai 0,66 persen. “Kenaikan tersebut lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,21 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto saat jumpa pers virtual, Rabu (2/6/2021).
Selain itu, kenaikan Nilai Tukar Petani nasional juga didukung oleh kenaikan NTP sejumlah subsektor, antara lain tanaman pangan. “Untuk tanaman pangan, NTP meningkat sebesar 0,63 persen,” ungkap Setianto.
Baca juga: Kementan Berhasil Kendalikan Stok dan Harga Pangan Jelang Hingga Pasca-Lebaran
Baca juga: Kementan Berhasil Kendalikan Stok dan Harga Pangan Jelang Hingga Pasca-Lebaran
Peningkatan Nilai Tukar Petani tanaman pangan, disebutnya, turut dipengaruhi sejumlah komoditas strategis. Yaitu jagung, gabah, kacang tanah, dan ketela pohon. Performa komoditas-komoditas tersebut tergambarkan dari kenaikan indeks harga yang diterima oleh petani yang mencapai 0,84 persen.
Kemudian subsektor perkebunan masih menjadi penyumbang terbesar kenaikan NTP. Tercatat, kenaikan NTP perkebunan mencapai 1,05 persen. “Peningkatan NTP perkebunan dipengaruhi performa komoditas kelapa sawit, karet. Juga cengkeh, kopi, kelapa, palawija, pinang, dan kakao,” jelas Setianto.
Tidak hanya itu, peningkatan NTP juga turut diikuti oleh peningkatan NTUP. Sama seperti NTP, peningkatan NTUP dipicu kinerja positif NTUP subsektor tanaman pangan, perkebunan rakyat, dan peternakan. Masing-masing meningkat sebanyak 0,66, 1,07, dan 0,75.
Baca juga: Wow, Utang Masyarakat di Pinjol Tembus Rp20,61 Triliun
“Saat ini tercatat harga rata-rata gabah kering panen di tingkat petani berada di angka Rp4.398 per kilogram,” ujar Setianto.
Dihubungi terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri menyebutkan pendongkrak naiknya Nilai Tukar Petani. Yakni adanya peningkatan harga gabah di tingkat petani Mei 2021.
“Bulan Mei sebagian wilayah masih panen raya. Jadi kenaikan harga gabah ini merupakan sesuatu yang positif bagi para petani. Karena harga gabah masih bisa terjaga dengan baik,” ujar Kuntoro.
Baca juga: Hidupkan Perekonomian Nasional, Kementan Dorong Pangan Lokal Masuk Perhotelan
Pada bulan April 2021, harga gabah di tingkat petani memang sempat mengalami penurunan sebanyak 2,51 persen. Kondisi tersebut disikapi pemerintah dengan menggiatkan gerakan serapan gabah di berbagai sentra produksi.
“Gerakan serap gabah dan pengendalian harga di tingkat petani dilakukan sinergis oleh Kementan bersama Bulog. Juga BUMN klaster pangan, dan pemerintah daerah. Sinergi tersebut terus dilakukan secara maksimal agar mampu menjaga harga gabah di tingkat petani. Serta mencegah turunnya Nilai Tukar Petani lebih dalam. Jadi capaian bulan Mei ini tak bisa dilepaskan dari kerja keras banyak pihak,” imbuh Kuntoro.