by Aghniya Fitrisna Damartiasari - Espos.id News - Minggu, 7 Agustus 2022 - 15:27 WIB
Esposin, SOLO -- Sosok Mohammad Hatta tidak bisa dilepaskan dari perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Berikut ini Esposin rangkumkan biografi Moh Hatta yang dilansir dari berbagai sumber.
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Wakil Presiden pertama Republik Indonesia itu memiliki nama lahir Mohammad Athar. Ditelurusi dari perpusnas.go.id, Jumat (5/8/2022), Moh Hatta lahir dari keluarga seorang ulama asal Minangkabau. Hatta lahir dari pasangan Haji Muh. Djamil dan Siti Saleha.
Biografi Moh Hatta saat kecil menyebutkan bahwa dia menghabiskan masa pendidikan sekolah dasar di Sekolah Melayu. Pada tahun 1913-1916, dirinya melanjutkan sekolah ke Europeesche Large School di Padang.
Ketika usianya memasuki 13 tahun, Moh Hatta berhasil lulus untuk masuk ke HBS (SMA) di Jakarta. Akan tetapi atas saran ibunya, Hatta meneruskan sekolah di MULO, Padang. Setelah itu barulah ia berangkat ke Jakarta.
Sejak masa sekolah Moh Hatta termasuk aktif dalam kegiatan organisasi. Bahkan, dirinya pernah bergabung bersama Jong Sumatranen Bong yang ada di Padang sebagai bendahara.
Baca Juga : Megawati Nakal dan Tomboi, Berubah Saat Bertemu Bung Hatta
Lulus di tahun 1921, Hatta memutuskan terbang ke Rotterdam, Belanda untuk sekolah bisnis di Nederland Handekshogeschool. Sejauh apapun Moh Hatta pergi untuk mengejar ilmu, dirinya selalu aktif berorganisasi. Berkat itulah kemampuan politiknya semakin berkembang.
Abdul Moeis menjadi salah satu tokoh yang diidolakannya. Menurut digilib.iain-jember.ac.id yang dilansir Jumat (5/8/2022), Bung Hatta dikenal sebagai tokoh yang memiliki karakter santun, sederhana, dan jujur.
Hingga pada tahun 1932, Hatta kembali ke Indonesia dan membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) bersama Sutan Syahrir. Namun bukan perjuangan namanya jika tak ada halangan.
Baca Juga : Biografi Fatmawati: Murid Bung Karno yang Jadi Ibu Negara Pertama
Pada 1934, keduanya ditahan oleh Belanda dan dipenjara di Jakarta. Kemudian, Bung Hatta diasingkan ke Digul selama setahun. Selanjutnya diasingkan ke Banda Neira selama 6 tahun. Tak sampai di situ, Moh Hatta dipenjara selama setahun di Sukabumi.
Masih tentang biografi Moh Hata, melansir dari laman kemdikbud.go.id, Moh Hatta dibebaskan saat Jepang mulai menduduki Indonesia. Dirinya didaulat menjadi penasihat pemerintah Jepang. Hatta memanfaatkan peran tersebut untuk membela kepentingan rakyat Indonesia.
Momentum Bung Hatta bersanding bersama Soekarno membuat keduanya dijuluki dwitunggal. Keduanya berdampingan dalam upaya merebut Kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Salah satunya terkait penyusunan teks Proklamasi yang dilakukan oleh dwitunggal beserta tokoh lain.
Sosok Moh Hatta yang bijaksana membuatnya mampu menjadi penengah antara Soekarno dan para pemuda yang saat itu mendesak untuk mempercepat deklarasi kemerdekaan.
Baca Juga : Sebelum Ada Rupiah, Ini Mata Uang Indonesia
Sebutan cendekiawan dan politikus layak disematkan kepada Moh Hatta apabila dilihat dari latar belakang organisasi dan pendidikan. Selain itu kiprahnya sejak Indonesia berhasil menggapai kemerdekaan.
Namun tahukah Anda? Biografi Moh Hatta menyebutkan bahwa Wakil Presiden pertama Indonesia itu mendapatkan sebutan Bapak Koperasi. Menurut penelusuran Esposin pada laman ugm.ac.id, Moh Hatta menjadi inisiator pendirian Koperasi Indonesia.
Ilmu yang ia bawa dari sekolah bisnis Rotterdam membawa dampak besar pada gagasan kenegaraan. Dirinya merupakan salah satu pencetus konsep ekonomi kerakyatan.
Selain itu, Moh Hatta ternyata juga pandai menulis. Karya tulisnya berjudul Namaku Hindania pernah dimuat di majalah Jong Sumatera. Bakatnya muncul buah dari kegemarannya membaca. Kala itu, saat ia masih berada jauh di Belanda, banyak surat kabar di Indonesia yang mengutip tulisan Moh Hatta.
Ketika dirinya diasingkan, buku-buku favorit tak pernah tertinggal. Rasa cintanya pada buku tertuang dalam beberapa mahakarya tulisan dengan berbagai topik. Mulai dari filsafat, ilmu pengetahuan, wawasan kebangsaan, ekonomi, pendidikan, hingga keagamaan.
Baca Juga : Mobil Presiden Soekarno, dari Rampasan Jepang Hingga Hadiah Rusia
Melansir dari situs bisnis.com, Jumat (5/8/2022), Hatta dan keluarga pindah dari rumahnya di Jl Medan Merdeka Selatan 13 ke Jl Diponegoro 57 seusai mengundurkan diri. Dirinya tak pernah sekalipun menyesal meskipun harus meninggalkan posisinya sebagai orang nomor dua di Indonesia.
Moh Hatta menikmati masa pensiun sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia dengan menulis buku dan mengajar. Meskipun sudah lepas dari jabatan, pada tahun 1957 Moh Hatta masih menerima dan menghadiri undangan dari Pmerintah RRC. Rakyat RRC masih menganggap Moh Hatta sebagai ‘a great son of his country’, terbukti dari sambutan yang lansgsung diberikan oleh PM Zhou Enlai kepada Moh Hatta.
Di tahun 1980, Moh Hatta menghembuskan nafas terakhir. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir, Jakarta. Demikian biografi Moh Hatta, Wakil Presiden pertama Republik Indonesia.
Baca Juga : Radio Rakyat Dilarang Penjajah Jepang, Radio Umum Berkumandang