Esposin, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) Rate atau suku bunga acuan dipatok 7,5%. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) meminta BI rate dapat diturunkan. Alasannya, kondisi perekonomian Indoensia yang terus membaik.
"Karena inflasi kita sudah turun, juga ekonomi sedikit lebih baik, otomatis langkah yang terbaik sama dengan yang dilakukan di semua negara yang mengalami, otomatis BI rate bisa (turun)," kata JK di kantornya, Jakarta, Kamis (12/11/2015) sebagaimana dikutip dari Okezone.
Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 mencapai 4,73 persen. Pertumbuhan ekonomi ini lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I dan II-2015.
Selain itu, pada September terjadi deflasi 0,05 persen, bahkan Oktober pun mengalami deflasi 0,08 persen.
Menurut JK, jika suku bunga bank masih tinggi, investor enggan melakukan investasi. Pasalnya, investasi terdiri dari berbagai macam hal, bisa investasi perbankan, investasi pasar saham maupun investasi melalui jalur lain.
"Apapun cara untuk memajukan negeri ini harus lewat investasi. Tidak mungkin pertumbuhan ekonomi tumbuh, ciptakan lapangan kerja tanpa investasi. Investasi bisa lewat menabung dari masyarakat. Investasi bisa nabung saham. Masyarakat nabung di bank, lalu dananya diputerin untuk berikan kredit," kata JK.
Untuk itu, nomor orang dua tersebut berharap bunga perbankan tidak terlalu tinggi. "Ya jangan naikan bunga perbankan. Kalau bunga naik terus, jangan harap saham laku," tegas JK.