by Hesti Puji Lestari - Espos.id News - Rabu, 10 Agustus 2022 - 22:25 WIB
Esposin, JAKARTA — Pengacara Bhayangkara Dua Richard Eliezer (Bharada E), Deolipa Yumara menyatakan pada saat kejadian di rumah dinas Ferdy Sambo 8 Juli 2022 kliennya dalam kondisi dilematis antara menembak atau ditembak.
Jika tidak menembak, Bharada E yakin dirinya yang akan ditembak hingga mati.
Deolipa menyatakan, Bharada E mengaku salah atas penembakan yang menewaskan seniornya, Brigadir J tersebut.
"Paling enggak dia sudah mengaku salah. (Bharada E) ini kan Polisi Brimob, dan menjalankan perintah atasan," kata Deolipa Yumara, Rabu (10/8/2022).
"Paling enggak dia sudah mengaku salah. (Bharada E) ini kan Polisi Brimob, dan menjalankan perintah atasan," kata Deolipa Yumara, Rabu (10/8/2022).
Baca Juga: Pembunuhan Brigadir J karena Kisah Asmara Ferdy Sambo Terbongkar?
Ia menambahkan, Bharada E terpaksa menembak Brigadir J secara terpaksa. Sebab jika dia tidak menembak, maka kemungkinan dia sendiri yang justru akan ditembak.
Dalam jumpa pers, Selasa (9/8/2022) malam, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyatakan berdasarkan pemeriksaan tim khusus, Bharada E mengakui menembak Brigadir J.
Baca Juga: Pengacara: Brigadir J Dihabisi karena Bocorkan Rahasia Ferdy Sambo
Meski demikian, Lisyo Sigit menjelaskan Bharada E terpaksa melakukan hal tersebut atas perintah atasannya yakni Irjen Ferdy Sambo.
Pernyataan Kapolri mengklarifikasi informasi resmi Polri sebelumnya yang menyebut kematian Brigadir J akibat baku tembak dengan Bharada E.
Keduanya terlibat baku tembak karena Brigadir Yoshua telah melakukan pelecehan kepada istri Ferdy Sambo.
Baca Juga: Beri Informasi Salah, Karopenmas Brigjen Ahmad Ramadhan Dibela Atasan
Akan tetapi, keluarga Brigadir Yoshua tidak menerima alasan tersebut. Pihak keluarga menganggap jika Brigadir J ditembak dan dibunuh secara berencana.
Terbaru, Ferdy Sambo sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Bharada Eliezer Tak Punya Pilihan: Menembak atau Ditembak"