news
Langganan

Beri Gambaran Islam Modern, Lulusan Doktor PAI UMS Raih Predikat Suma-Cumlaude - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Brand Content  - Espos.id News  -  Kamis, 25 Juli 2024 - 16:58 WIB

ESPOS.ID - Mahasiswa pascasarjana Program Doktoral Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Suwarsono Muhammad (kiri) saat Pengukuhan Kelulusan Doktor pada Rabu (24/7/2024).(Istimewa/UMS)

Esposin, SOLO – Mahasiswa pascasarjana Program Doktoral Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Suwarsono Muhammad melaksanakan Pengukuhan Kelulusan Doktor pada Rabu (24/7/2024).

Melakukan luaran publikasi jurnal internasional bereputasi, Suwarsono mendapat nilai sempurna dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00 dan mendapat predikat suma-cumlaude.

Advertisement

Suwarsono yang merupakan dosen mata kuliah Manajemen Strategis, Universitas Islam Indonesia (UII) ini mengangkat isu “Kapitalisme Religius: Peradaban Islam Masa Depan”.

Dia menyebutkan peradaban Islam dunia saat ini mengalami stagnantasi, dan tidak terlihat ada indikator signifikan yang menandakan bahwa Islam dapat mulai bangkit kembali. Menurutnya, dinamika sejarah berjalan landai dan regular, tidak terlihat adanya kemajuan bahkan terlihat memburuk.

Advertisement

Dia menyebutkan peradaban Islam dunia saat ini mengalami stagnantasi, dan tidak terlihat ada indikator signifikan yang menandakan bahwa Islam dapat mulai bangkit kembali. Menurutnya, dinamika sejarah berjalan landai dan regular, tidak terlihat adanya kemajuan bahkan terlihat memburuk.

“Pada masa kejayaannya dahulu, peradaban Islam mewujud dalam bentuk imperium kuno yang bersifat formal, ekspansif secara militer dan politik, ekonomi dan teknologi maju, dan memiliki keunggulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Setelah merosot, yang tersisa adalah negara jajahan, negara terbelakang, atau paling tinggi sebagai negara berkembang,” ujar Suwarsono Kamis (25/7/2024) dalam rilis UMS.

Dia menjelaskan, China sebagai negara dan peradaban yang mungkin akan menjadi pemegang hegemoni dunia, dengan adanya pergeseran peta geopolitikonomi yang amat jarang terjadi dalam sejarah dunia. Bahkan pada tahun 2007/2008 Amerika Serikat (AS), mengalami penurunan kedigdayaan, yang bukan tidak mungkin AS akan mengalami penerunan posisinya sebagai pemegang hegemoni dunia, dan China dapat merebut posisi tersebut.

Advertisement

Meski demikian, tuturnya, Islam sudah lama mengadopsi strategi di luar jalur arus utama, baik secara politik ataupun ekonomi. Dapat dilihat pada tahun 1940an, negara Islam berhasil merdeka secara politik, tetapi juga gagal dalam masalah ekonomi. Meskipun demikian, menurutnya Islam masih tetap menggunakan moda pembangunan yang sama dengan Arab Kuno, yakni Kapitalisme Religius, yang dimodifikasi secara signifikan.

“Setelah Islam datang, kapitalisme perdagangan tetap berkembang di samping tumbuhnya masjid-masjid. Hak pribadi dilindungi dan tidak ada larangan melakukan akumulasi dana. Kaum borjuis tumbuh subur. Dilihat dari banyaknya aturan yang dibuat dan diimplementasikan, tidakkah justru lebih cocok pada masa sekarang, ketika kapitalisme negara sedang naik daun,” imbuh Suwarsono.

Suwarsono mengatakan, jika Islam mampu membangun kembali peradaban, maka tidaklah mungkin berwujud sebuah imperium modern yang berbeda dengan imperium kuno.

Advertisement

Karena berperilaku secara informal dan tidak ekspansif secara militer, dan berdiri setara dengan mitra negara-negara lain. Sebagai tandanya, terdapat keunggulan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan, sehingga menjadi tempat belajar bagi negara-negara lain.

“Alternatif kedua, perwujudannya dapat berupa sebuah negara kecil - bukan merupakan sebuah imperium modern - yang independen secara ekonomi dan sekaligus memiliki derajat ketimpangan yang rendah, unggul dalam teknologi yang spesifik, yang negaranya dikelola dengan mengikuti prinsip tata kelola yang bersih. Lebih dekat dengan bentuk negara kesejahteraan modern [modern welfare state]. Ada keseimbangan antara peran negara dan pasar,” ujar Suwarsono.

 

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif