Esposin, BENGKULU -- Kota Bengkulu dan sekitarnya diguncang gempa bumi berkekuatan 6,6 pada Skala Richter (SR), Minggu (13/8/2017), sekitar pukul 10.08 WIB. Bencana itu membuat masyarakat berhamburan keluar rumah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat gempa berada di laut, sekitar 71 kilometer barat daya Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Gempa berlokasi 3,75 Lintang Selatan dam 101,56 Bujur Timur itu dirasakan cukup kuat oleh warga Kota Bengkulu dan sekitarnya.
Gempa berlokasi 3,75 Lintang Selatan dam 101,56 Bujur Timur itu dirasakan cukup kuat oleh warga Kota Bengkulu dan sekitarnya.
"Kedalaman hanya 10 kilometer di dasar laut. Kalau dari skala ini berpotensi tsunami tapi kami masih menunggu arahan pusat," kata Kepala Seksi dan Data BMKG Provinsi Bengkulu Sudiyanto di Bengkulu, Minggu.
Guncangan gempa dirasakan kurang dari satu menit dengan pola guncangan awal vertikal lalu horizontal atau mengayun. "Sangat kuat guncangannya, kami teringat gempa 2007," kata Ardiansyah, warga Kelurahan Timur Indah, Kota Bengkulu.
Berdasarkan pantauan di Kelurahan Pasar Melintang Kota Bengkulu, guncangan gempa yang berpusat di wilayah Bengkulu Utara itu membuat warga berlarian meninggalkan rumah.
"Guncangan awalnya terasa pelan lalu semakin kuat, jadi kami lari keluar rumah," kata Arpan, warga Jalan Cendrawasih, Kota Bengkulu.
Lomba busana muslim yang digelar di masjid Kelurahan Pasar Melintang pun terpaksa terhenti sementara sebab para peserta berhamburan keluar masjid saat guncangan gempa terjadi.
Arpan mengatakan pada awalnya terasa seperti guncangan ketika ada mobil besar yang melintasi badan jalan, lalu setelah guncangan itu berakhir bumi seperti terayun. "Awalnya guncangan seperti vertikal lalu setelah itu berubah seperti diayun, guncangan horizontal," kata dia.
Hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah belum merilis laporan adanya korban jiwa maupun kerusakan bangunan.
Sebelumnya, gempa dengan kekuatan 7,3 SR mengguncang Bengkulu pada 2000 dan gempa 7,9 SR kembali mengguncang pada 2007.
Tumbukan dua lempeng aktif Indoaustralia dan Eurasia menjadi pemicu gempa berpusat di laut kerap melanda wilayah ini dan pesisir pantai barat Sumatra lain.