Esposin, JAKARTA - Sedikitnya 1.600 personel tim gabungan menemukan 27 korban tewas akibat bencana banjir bandang di Garut, Jabar dan masih mencari 22 orang lainnya yang hilang akibat musibah tersebut.
"Hingga Jumat pukul 10.30 WIB, tim SAR berhasil menemukan lagi satu korban jiwa meninggal, sehingga total 27 korban tewas dan 22 orang masih dalam pencarian," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Nasional Sutopo Purwo Nugroho lewat siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat (23/9/2016).
Dia mengatakan tim SAR fokus melakukan pencarian di empat titik yaitu Lapangan Paris di Desa Sukakarya, lalu Cimacan, Pamingi dan Sukamantri. [Banjir Garut, Presiden Jokowi Sumbang Rp1,3 Miliar]
Selain mencari korban, kata dia, tim SAR juga bertugas melakukan penanganan darurat, baik untuk pencarian dan penyelamatan korban, penanganan pengungsi dan perbaikan sarana prasarana darurat.
Sebanyak 1.600 personel menyebar di empat sektor fokus untuk mencari 23 korban yang hilang akibat banjir bandang di Garut.
"Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Banjir Bandang Garut terus melakukan pencarian dan evakuasi para korban yang masih hilang pascabencana banjir bandang Garut," kata Kepala Pusdatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya, Jumat.[ Banjir Garut Korban Tewas Capai 23 Orang]
Pada Kamis (20/9), pencarian terfokus pada tiga lokasi yaitu Lapangan Paris, Sektor Cimacan dan Jatigede Sumedang.
Kemudian pada Jumat, pencarian memfokuskan pada empat titik, yaitu Lapangan Paris, Cimacan, Pamingi dan Sukamantri.
Sutopo mengatakan personel gabungan tersebut berasal dari BPBD Garut, Basarnas, Tagana, PMI, TNI, Polri, relawan, masyarakat dan dinas-dinas terkait. Upaya pencarian akan dibantu dengan penggunaan helikopter untuk pencarian sepanjang Sungai Cimanuk.