by Adib Muttaqin Asfar - Espos.id News - Rabu, 4 Maret 2020 - 22:18 WIB
Esposin, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah Indonesia memberikan insentif besar berupa anggaran influencer dan diskon tiket pesawat di tengah wabah virus corona terus mendapat kritik tajam. Alih-alih melakukan pencegahan, pemerintah justru memilih menyelamatkan industri pariwisata dengan insentif besar.
Salah satu langkah yang dinilai aneh adalah pemberian diskon 50% tiket pesawat untuk penerbangan ke 10 daerah destinasi wisata. Ke-10 daerah itu adalah Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pandan, dan Tanjung Pinang.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai kebijakan itu menunjukkan kebijakan Pemerintah Jokowi masih lebih fokus terhadap masalah ekonomi di tengah wabah. Padahal sebenarnya pertumbuhan ekonomi sudah lama diprediksi tertekan meski tanpa wabah virus corona.
Selain soal insentif diskon tiket pesawat, Bhima juga mengkritik keputusan pemerintah lainnya yang kontroversial, yakni anggaran Rp72 miliar untuk promosi dan influencer untuk menangani dampak wabah corona. Bhima menilai anggaran sebesar itu semestinya dimanfaatkan untuk pencegahan virus daripada untuk promosi pariwisata.
Apalagi berkaca pada situasi saat ini, masyarakat membutuhkan bantuan karena harus menghadapi kelangkaan masker dan handsanitizer serta kepanikan lain. Ini bertolak-belakang dari kebijakan pemerintah Singapura yang membagikan masker secara gratis untuk warga.
Karena itu Bhima mempertanyakan mengapa aparat baru sekarang menindak praktik penimbunan tersebut. Bhima meminta pemerintah Indonesia meniru Singapura.
"Jadi daripada menganggarkan Rp72 miliar untuk influencer, lebih baik meniru Singapura dengan membagi-bagikan masker secara gratis. Jadi anggaran itu dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat," kritiknya.
"Dana untuk penanganan corona di Kemenkes itu Rp30 miliar, separuh dari Rp72 miliar untuk influencer. Jadi ironis sekali. Ini tanda pemreintah masih berpikir soal ekonomi daripada kesehatan. Bahkan Bu Puan [Maharani] sudah berpesan tolong fokus pada kesehatan, jangan cuma soal ekonomi," kata Nihayatul dalam forum yang sama.
Pada Selasa (26/2/2020) lalu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan dari total insentif fiskal senilai sekitar Rp10 triliun, ada anggaran promosi Rp103 miliar, kegiatan turisme sebesar Rp25 miliar dan influencer untuk menangani dampak corona sebanyak Rp72 miliar. Belakangan, Menteri Pariwisata Wishnutama menyatakan menunda pemberian insentif untuk wisatawan asing itu.