news
Langganan

Aktivis Lingkungan Wanti-wanti Limbah dari Program Makan Bergizi Gratis di Solo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id News  -  Selasa, 30 Juli 2024 - 15:00 WIB

ESPOS.ID - Guru menata sejumlah paket makanan yang akan dibagika ke siswa saat simulasi program makan bergizi gratis di SD Negeri Tugu, Solo, Kamis (25/7/2024). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Esposin, SOLO—Program makan bergizi gratis berpotensi menimbulkan masalah limbah sampah jika tidak dikelola dengan serius. Potensi masalah itu bersumber dari wadah makan yang terbuat dari plastik dan sisa makan.

Seperti diketahui, program andalan Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka itu sudah diuji coba di tiga sekolah yang berada di Jebres, Kota Solo sampai Oktober 2024. Tiga sekolah tersebut yakni SDN Tugu, SDN Sabrang Lor, dan SDN Jagalan.

Advertisement

Pada pelaksanaanya, uji coba makan bergizi gratis di Solo, wadah yang digunakan adalah kotak nasi plastik sekali pakai. Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Forum Solo Hijau, Miftahul Arozaq melihat potensi masalah sampah plastik maupun limbah sisa pangan.

“Penggunaan wadah makanan harus diperhatikan. Tidak perlu menggunakan media plastik karena nantinya menimbulkan masalah baru. Misalnya masalah kesehatan dan timbulan sampah,” kata dia kepada Esposin, Selasa (30/7/2024).

Advertisement

“Penggunaan wadah makanan harus diperhatikan. Tidak perlu menggunakan media plastik karena nantinya menimbulkan masalah baru. Misalnya masalah kesehatan dan timbulan sampah,” kata dia kepada Esposin, Selasa (30/7/2024).

Rozaq, sapaan akrabnya menyarankan model prasmanan dan siswa membawa wadah makan sendiri. 

Menurut dia, hal itu bisa membantu mengurangi tumpukan sampah plastik. Namun, jika memang harus menggunakan kotak makan plastik, dia menyarankan agar ada kerja sama dengan bank sampah.

Advertisement

“Konsumsi masyarakat Solo hasil beberapa riset memproyeksi sampah pangan itu saja sudah 95,33 ton/hari yang diasumsikan 0,73 kg per KK/hari, riset dari Yayasan Gita Pertiwi,” kata dia.

Mengelola sampah organik perlu pendekatan yang berbeda. Terlebih dahulu sampah organik dipisah dari sampah nonorganik. Baru sisa makanan itu bisa dikelola, salah satunya menjadi pupuk.

“Sampah organik bisa diurai menggunakan maggot. Bisa dikelola untuk campuran pangan menjadi pelet atau makanan hewan seperti ikan atau pelet bahan bakar biomassa,” kata dia.

Advertisement

Menurut dia, jika pihak sekolah belum mampu mengelola sampah yang dihasilkan dari program makan bergizi gratis, bisa menggandeng pihak kedua. Dalam hal ini,  pemerintah juga harus ambil bagian.

“Bisa dikelola oleh pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup [DLH] untuk mengumpulkan dan mengolah sampah menjadi hal yang bernilai atau bermanfaat, atau bisa gandeng pihak swasta,” kata dia.

Namun, dia menyarankan agar di masing-masing sekolah ada teknologi mengurai sampah agar lebih efektif. Dengan begitu potensi tumpukan sampah dari program makan bergizi gratis bisa ditangani.

Advertisement

“Perlu penyediaan teknologi olah sampah di sumbernya [di sekolah masing-masing]. Itu malah lebih bagus. Bisa menjadi alternatif dalam pengelolaan sampah organik  pada skala komunal,” kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rineta, mengatakan sekalipun makan bergizi gratis harus menggunakan kotak nasi dari plastik, pihaknya mengklaim tidak ada masalah. Dia mengatakan pengelolaan sampah sudah dilakukan semua sekolah di Solo dari jenjang SD sampai SMP.

“Kami sudah kerja sama dengan bank sampah, jadi tidak ada masalah untuk packaging menggunakan plastik. Kalau untuk pengelolaan sampah semua sekolah sudah kami maksimalkan,” kata dia.

Dia mengatakan sudah menggandeng lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mengelola sampah di level sekolah. “Kami sudah ada LSM yang mendampingi pengelolaan limbah sampah. Sudah jalan lama,” kata dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif