by Abu Nadzib - Espos.id News - Senin, 22 Mei 2023 - 17:43 WIB
Esposin, SOLO -- Aparat Polres Sukoharjo dan Polresta Solo disibukkan dengan temuan potongan-potongan tubuh di sejumlah tempat di wilayah tersebut sejak Minggu (21/5/2023) kemarin.
Aparat kepolisian belum bisa memastikan apakah potongan-potongan tersebut merupakan korban mutilasi atau bukan.
Hingga kini, kasus potongan tubuh yang kali pertama ditemukan di Kali Jenes yang membatasi wilayah Kampung Pringgolayan, Serengan, Solo dan Kampung Ngruki, Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah itu masih misterius.
Informasi terbaru, jasad terpotong-potong tersebut seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahun.
Hingga berita ini diturunkan, polisi masih mengusut apakah potongan tubuh yang terpisah-pisah tersebut merupakan korban mutilasi atau bukan.
Berikut sejumlah kasus mutilasi yang paling menggemparkan publik Tanah Air dari waktu ke waktu yang menjadi dokumentasi Esposin, Senin (22/5/2023).
Salah satu dari tujuh kasus mutilasi paling menggemparkan publik itu terjadi di hutan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Kejadian ini bermula saat seorang pemulung menemukan dua buah kardus di trotoar persimpangan Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Pemulung dikejutkan dengan kardus yang berisi potongan jasad manusia.
Dus pertama berisi 13 potong tulang manusia dan satu kepala.
Sementara dus kedua berisi 180 potongan-potongan kecil yang terdiri dari sayatan daging dan isi perut.
Selain memotong-motong tubuh korban, pelaku juga menyayat dan mengupas seluruh daging dari tulang korban.
Polisi pun sudah menyebar foto wajah korban dan sidik jarinya. Namun, sampai saat ini misteri mutilasi tersebut belum dapat terpecahkan.
Seorang preman jalanan, Baekuni ditangkap atas tuduhan melakukan pembunuhan berantai terhadap sedikitnya 14 anak jalanan.
Sebelum membunuh dan memutilasi, Baekuni alias Babe lebih dulu menyodomi para korbannya.
Delapan dari 14 korbannya yang berusia antara 6-12 tahun dimutilasi.
Dalam persidangan terungkap, Babe mengaku menikmati dan merasa puas melihat penderitaan yang dialami korban yang sekarat.
Babe divonis hukuman mati.
Pria yang saat itu berusia 34 tahun itu akhirnya divonis mati karena terbukti membunuh 11 orang di sejumlah tempat.
Kasus Ryan yang asal Jombang, Jawa Timur bermula saat kasus mutilasi Heri Santoso di Jakarta terungkap.
Polisi akhirnya terus mendalami kasus tersebut hingga menemukan 10 orang korban lainnya dengan pelaku yang sama di daerah Jombang.
Motif cemburu dan ekonomi jadi latar belakang Ryan membantai pasangan sejenisnya tersebut.
Korban yang sebagian besar pria dibunuh di rumah orangtua Ryan di Jombang dan dikubur di belakang rumah.
Pembunuhan ini dilakukan Ryan dalam kurun waktu 12 bulan.
Ryan divonis mati pada 6 April 2009 dan hingga saat ini eksekusi belum dilakukan.
Aksi sadis Sri Rumiyati itu terungkap saat ditemukan jasad yang terpotong menjadi delapan bagian di dalam bus di Jakarta pada akhir tahun 2008.
Belakangan diketahui jasad tersebut adalah Hendra, yang dihabisi istrinya, Sri Rumiyati.
Tindakan itu dipicu cemburu Sri karena sang suami menikah lagi.
Agar jejaknya tak diketahui, Sri Rumiyati menyimpan potongan tubuh suaminya dalam delapan kantong plastik, yang diletakkan secara terpisah di Bus Primajasa, Bus Prima Asli, dan Bus Mayasari.
Sedangkan satu kantong berisi kepala sang suami, diletakkannya di belakang kursi kemudi taksi berwarna putih.
Sri Rumiyati divonis hukuman mati.
Sesosok jasad perempuan tanpa kepala ditemukan di jalan setapak menuju bukit Gunung Mas, salah satu anak Gunung Lawu, yang berada di Dusun Tapan, Desa Sepanjang, Tawangmangu.
Berdasarkan dokumentasi Esposin, jasad mayat misterius itu ditemukan dalam kondisi terlentang tanpa kepala dan dua pergelangan tangannya hilang.
Polisi yakin korban disiksa sebelum dibunuh. Saat ditemukan ada barang bukti berupa kemenyan, uang koin kuno, kapur sirih, dan gambir (buah pinang).
Lokasi penemuan jasad perempuan itu berada di lokasi hutan yang sangat sepi.
Orang yang menemukan mayat perempuan korban mutilasi itu adalah Mino, warga Margosanten, Sepanjang, Tawangmangu, yang sedang dalam perjalanan ke ladang.
Polisi menduga korban mutilasi yang ditemukan di Tawangmangu itu dibunuh di tempat lain.
Lokasi penemuan mayat termutilasi itu dimungkinkan hanya merupakan tempat pembuangan mayat.
Hasil identifikasi tim medis, korban mutilasi berjenis kelamin perempuan, diduga berumur sekitar 35-40 tahun dengan tinggi badan sekitar 152 cm.
Hingga saat ini kasus korban mutilasi itu masih belum terungkap.
Belakangan diketahui perempuan malang itu adalah Vera Oktaria, 21, seorang kasir di sebuah minimarket di Musi Banyuasin.
Pelaku mutilasi terungkap adalah Prada Deri Pramana, 21, anggota TNI yang baru menjalani pendidikan di Kodam II/Sriwijaya.
Prada Deri diringkus di tempat persembunyiannya di Padepokan Monghiam, Kabupaten Serang, Banten.
Selama masa pelariannya, Deri Pramana sempat mengubah nama menjadi Oji bin Samsuri.
Ia sempat belajar agama di sebuah padepokan di Banten selama sebulan sebelum akhirnya dibekuk aparat gabungan TNI/Polri.
Jasad Hartati yang telah dimutilasi ditemukan dalam kardus di tepi jalan Kampung Bulak Koja-Jakarta Utara.
Sedangkan mayat anaknya, Ita Eriyanti ditemukan dalam koper di Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Timur.
Pelaku mutilasi akhirnya terungkap yakni Rahmad Awiwi, pacar Hartati.
Alasan Rahmad melakukan tindakan sadis itu karena tidak mau menikahi Hartati yang tengah hamil.
Keduanya hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Karena terus didesak untuk menikahi, Rahmad tega membunuh ibu dan anak tersebut dan memutilasi jasad keduanya menjadi beberapa bagian.
Rahmad akhirnya divonis hukuman mati.