by Nancy Junita - Espos.id News - Sabtu, 17 Juli 2021 - 02:30 WIB
Esposin, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM Darurat di Jawa dan Bali. Pembatasan itu berlaku mulai 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021 dan mungkin diperpanjang.
Sejak itu, Luhut rutin menyampaikan pernyataan kepada pers dan masyarakat ihwal penanganan Covid-19 tersebut.Sejumlah pernyataan Luhut soal pengendalian pandemi selama PPKM Darurat ini tak sedikit menarik perhatian publik, dan menjadi kontroversi.
Berikut ini lima ucapan Luhut Pandjaitan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat saat PPKM Darurat:
Baca Juga: Penerima Sinovac Tak Masuk Data Vaksinasi Nasional Singapura
Baca Juga: Penerima Sinovac Tak Masuk Data Vaksinasi Nasional Singapura
“Jadi kalau kita mulai kemarin (PPKM Darurat) tanggal 3 (Juli 2021), saya pikir paling mungkin sekitar tanggal 12 kita baru akan melihat mulai slow down. Jadi sampai tanggal 13-14 [Juli] mungkin tetap akan naik dan bisa tinggi,” katanya dalam konferensi pers dikutip dari Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin, 5 Juli 2021.
Adapun, pemerintah menargetkan PPKM Darurat yang diberlakukan pada peride 3-20 Juli 2021 akan menurunkan kasus harian Covid-19 hingga mencapai di bawah 10.000 pasien per hari. Per 15 Juli 2021, laman covid19.go.id mencatat bahwa penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Tanah Air mencapai 56.757.
"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, ini sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu, bisa datang ke saya, nanti saya tunjukkin ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Senin, 12 Juli 2021.
Dia mengakui, memang masih ada masalah di lapangan, namun pemerintah terus memperbaiki. "Tim bekerja sangat kompak. Presiden berikan direktif yang sangat jelas, dan presiden saya katakan, in charge di semua ini," ujarnya.
"Tidak usah berkomentar macam-macam, pemerintah melakukan yang terbaik. Dari apa yang kami dapat sampai tadi malam, Presiden juga sudah nanya ke saya, saya bilang tidak ada yang mengkhawatirkan, jika kita sudah mengerjakan sesuai bidang masing-masing," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin (5/7/2021).
Dia mengatakan, pemerintah telah mengidentifikasi berbagai macam permasalahan dalam penanganan Covid-19 yang belakangan ramai di masyarakat, dan mengakui adanya masalah, namun persoalan sudah ditangani dengan baik dan terukur.
Dia memaparkan bahwa peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Dia mencontohkan, per 13 Juli, Inggris dan Belanda mengalami peningkatan kasus.
Bahkan, kata Luhut, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sampai meminta maaf karena menyetujui melepas masker beberapa waktu lalu. Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara terjadi karena adanya virus corona varian delta.
Berdasarkan studi yang ia ketahui, varian asal India tersebut memiliki penularan lima-enam kali lebih cepat. “Yang jelas jauh lebih dahsyat dari varian sebelumnya,” ujarnya.
Luhut juga mengatakan, varian delta mengontrol hampir semua penularan yang terjadi di Pulau Jawa. Kondisi tersebut dapat terlihat dari grafik penularan pada masa PSBB satu dan dua dibandingkan dengan PPKM Darurat.
Luhut tak menjelaskan secara rinci mengenai skenario jika kasus mencapai 100.000 orang. Namun, dia memaparkan respons kesehatan yang saat ini dijalankan dengan skenario 60.000 orang terinfeksi dalam sehari.
Respons itu meliputi percepatan vaksinasi, penambahan kapasitas tempat tidur, penambahan tenaga kesehatan, pemenuhan kebutuhan obat-obatan, serta pembagian paket obat gratis. Selain itu, penambahan kapasitas oksigen, penggunaan konsentrator oksigen, penerimaan bantuan dari dunia internasional, donasi pihak swasta untuk kebutuhan medis, dan program bantuan beras.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos