by Newswire - Espos.id News - Rabu, 5 Oktober 2022 - 22:20 WIB
Esposin, MALANG – Kerusuhan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menjadi bencana kemanusiaan bagi anak-anak.
Sebanyak 33 anak meninggal dalam tragedi Kanjuruhan tersebut, terkecil berusia empat tahun.
Data tersebut dilansir Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Nahar.
Nahar menyebut ada 33 anak meninggal dalam kerusuhan pascalaga Arema FC melawan Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 Indonesia di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Nahar menyebut ada 33 anak meninggal dalam kerusuhan pascalaga Arema FC melawan Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 Indonesia di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Baca Juga: Sesali Tragedi Kanjuruhan, Presiden: Audit Stadion Seluruh Indonesia
Dari 33 anak yang meninggal itu delapan di antaranya adalah perempuan. Sementara rentang usia korban antara empat tahun hingga 17 tahun.
Pihaknya bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kabupaten/Kota Malang masih terus berkoordinasi dan berupaya menyediakan data khusus anak yang menjadi korban, sebagai bahan pihak-pihak terkait melakukan intervensi layanan.
Baca Juga: Gubernur Jatim: Korban Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang
Menurut Nahar, jumlah tersebut merupakan bagian dari 131 korban meninggal dunia berdasarkan data yang dirilis Polri.
Sementara untuk jumlah anak yang dirawat di rumah sakit setempat masih terus dikonfirmasi.
"Kami masih terus melengkapi datanya," jelas Nahar.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Panglima TNI: 4 Prajurit Akui Lakukan Kekerasan ke Aremania
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebutkan jumlah korban tewas tragedi Kanjuruhan sebanyak 131 orang.
Ia mengatakan jumlah korban tragedi Kanjuruhan tersebut diperoleh setelah adanya verifikasi dan pengecekan bersama Dinas Kesehatan, Tim DVI, dan direktur rumah sakit.
“Jadi data korban meninggal 131 orang,” kata Dedi.
Baca Juga: Jokowi Telepon Presiden FIFA Bahas Tragedi Kanjuruhan & Piala Dunia U-20
Dedi menerangkan, adanya selisih data korban meninggal sebab Tim DVI bersama Dinas Kesehatan awalnya hanya mendata korban yang dibawa ke rumah sakit.
Setelah dilakukan pencocokan data, diketahui ada 12 korban meninggal tidak difasilitas kesehatan.
“Non-faskes penyebab selisihnya setelah semalam dilakukan pencocokan data bersama Dinas Kesehatan, Tim DVI dan direktur rumah sakit,” kata Dedi.
Baca Juga: Dicopot, AKBP Ferli Hidayat Baru Menjabat 9 Bulan sebagai Kapolres Malang
Sementara itu, rincian jumlah korban meninggal terdata sebanyak 44 orang di tiga rumah sakit pemerintah, yakni RSUD Kanjuruhan sebanyak 21 orang, RS Bhayangkara Hasta Brata Batu sebanyak dua orang, dan RSU dr Saiful Anwar Malang sebanyak 20 orang.
Lalu, sebanyak 75 korban meninggal dunia terdata di tujuh rumah sakit, antara lain RSUD Gondanglegi sebanyak empat orang, RS Wava Husada sebanyak 53 orang, RS Teja Husada sebanyak 13 orang, RS Hasta Husada sebanyak tiga orang, RS Ben Mari satu orang, RST Soepraoen satu orang dan RS Salsabila satu orang.
Kemudian, sebanyak 12 orang korban meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan.