news
Langganan

20 Persen Dana Desa untuk Ketahanan Pangan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Rini Yustiningsih  - Espos.id News  -  Kamis, 16 Juni 2022 - 22:30 WIB

ESPOS.ID - Pembicara dan peserta talkshow berfoto bersama seusai talkshow Pangan Lokal Berdikari dan Edukasi Keamanan Pangan, di Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (7/6/2022). (Istimewa/Dishanpan Jateng)

Esposin, SOLO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengeluarkan surat edaran (SE) Pengalokasikan Dana Desa untuk Program Ketahanan Pangan dan Hewani.

SE No 965/2611 itu ditandatangani Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno pada 30 Mei 2022 lalu. SE tersebut sebagai upaya penguatan ketahanan pangan di tingkat desa.

Advertisement

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jateng, Dyah Lukisari, dalam talkshow Pangan Lokal Berdikari dan Edukasi Keamanan Pangan, di Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (7/6/2022), mengatakan SE tersebut juga dimaksud untuk percepatan pencegahan stunting Jateng.

“Diperlukan upaya sinergis multi sektoral dari berbagai pihak untuk mengimplementasikan kebijakan ketahanan pangan.  Pemerintah desa diminta mengalokasikan dana desa paling sedikit 20% untuk program ketahanan pangan nabati dan hewani, serta pencegahan stunting,” jelasnya.

Advertisement

“Diperlukan upaya sinergis multi sektoral dari berbagai pihak untuk mengimplementasikan kebijakan ketahanan pangan.  Pemerintah desa diminta mengalokasikan dana desa paling sedikit 20% untuk program ketahanan pangan nabati dan hewani, serta pencegahan stunting,” jelasnya.

Lebih lanjut, pengalokasian 20% dana desa itu bisa digunakan untuk pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan, perternakan, perikanan, pembangunan lumbung pangan desa, pengolahan pascapanen. Penguatan ketahanan pangan lain yang sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

Pemerintah desa juga bisa mengalokasikan dana desa untuk cadangan pangan. Pemerintah desa, menurutnya, bisa melakukan antisipasi terjadinya rawan pangan, krisis pangan, bencana alam, gagal panen dan paceklik. “Pemerintah desa juga dapat mengalokasikan dana desa untuk pembangunan lumbung pangan desa, baik untuk pembangunan sarpras lumbung pangan dan atau pengisian cadangan pangan,” lanjutnya.

Advertisement

Sementara menghadapi ancaman krisis pangan, Dishanpan Jateng akan fokus mengembangkan pangan lokal terutama modified cassava flour (mocaf) atau tepung singkong yang dimodifikasi sehingga teksturnya menyerupai gandum.

Kondisi geopolitik global dimulai dari pandemi Covid-19 hingga perang Rusia versus Ukraina ternyata turut berpengaruh terhadap kondisi pangan di seluruh dunia.

Sebagai ilustrasi, tahun lalu Indonesia mengimpor gandum sejumlah 8,4 miliar ton atau senilai US$ 2,6 miliar dimana lebih dari sepertiganya dari Rusia dan Ukraina. “Gubernur Jawa Tengah dalam setiap arahan selalu menekankan pentingnya kedaulatan pangan berbasis komoditas pangan lokal,”  ujar Dyah.

Advertisement

Di Provinsi Jawa Tengah sumber bahan pangan lokal sangat berlimpah, dari singkong, ubi, garut, gayong, pisang, hingga talas. Potensi singkong sebagai bahan baku mocaf cukup besar di Jawa Tengah di mana  prognosa produksi singkong tahun 2022 akan mencapai 2,88 juta ton.

Dalam talkshow tersebut juga menghadirkan pembicara dari Badan Pangan Nasional yakni Andriko Noto Susanto, Akademi UNS Danar Praseptiangga, dan praktisi pengusaha Rumah Mocaf Banjarnegara Riza A Azra.

“Berbagai produksi Rumah Mocaf Banjarnegara bahkan saat ini sudah kita ekspor hingga berbagai negara di Eropa. Produksi mocaf dapat digunakan dalam berbagai jenis pengganti terigu dari mi, kue, pasta, brownies, spagheti,” terang Riza.

Advertisement

 

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif