by Dinda Leo Listy Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Jumat, 12 Oktober 2012 - 18:47 WIB
BANTUL–-Genap 18 hari menjalani perawatan di RS Nur Hidayah, Jetis, Bantul, Supiyati, penderita penyakit aneh asal Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan, akhirnya diperbolehkan pulang, Jumat (12/10/2012) sore.
Menurut ketua tim medis RS Nur Hidayah, DR dr Sagiran, sebenarnya Supiyati sudah dinyatakan sembuh sejak sepekan lalu. “Asal pasien bisa makan minum, tidur dan berhajat secara mandiri, itu sudah sehat,” katanya saat menggelar konferensi pers, Jumat.
Namun demikian, sejak Jumat (5/10), Supiyati masih harus menjalani perawatan spiritual (ruqyah) secara intensif. Sebab, penyakit yang diderita perempuan usia 25 tahun itu diduga akibat peran serta makhluk halus (jin).
Selama dua pekan dirawat di RS Nur Hidayah, DR dr Sagiran menambahkan, ada 119 benda asing berupa logam yang berhasil dikeluarkan dari tubuh Supiyati. Logam berupa paku dan jarum itu dikeluarkan melalui delapan tahap.
Tahap paling besar yakni saat dilakukan dua kali operasi. Pada operasi pertama, Rabu (26/9) malam, 71 paku dan jarum dikeluarkan dari kedua kaki Supiyati. Pada operasi kedua, Kamis (27/9) malam, 12 paku dan jarum dikeluarkan dari kedua kaki Supiyati.
Sebanyak 36 paku dan jarum sisanya keluar secara alamiah dan saat dilakukan terapi ruqyah. Sebelum dirawat di RS Nur Hidayah pada Selasa (25/9), sekitar 2.000 paku dan jarum keluar secara alami dari tubuh Supiyati selama 1,5 tahun menderita penyakit yang tidak wajar itu.
“Meski dirawat di rumah, tim Husnul Khatimah Care (Hu Care) tetap memberikan pendampingan spiritual selama enam bulan,” ujar Sagiran.
Dia mengatakan Supiyati bisa sembuh asalkan terus meningkatkan kualitas ibadahnya. "Kesembuhannya tidak akan tinggalkan kecacatan dan tidak bakal balik lagi."
Kakak sepupu Supiyati, Joko Susilo, 30, menambahkan, biaya pengobatan non medis yang meliputi terapi ruqyah hingga pendampingan tim Hu Care mencapai Rp17,7 juta. “Semua ditanggung Makelar Sedekah (gerakan sosial dari Jakarta),” jelasnya.
Sedangkan untuk biaya perawatan medis ditanggung pemerintah karena Supiyati terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). “Untuk biaya pengobatan medis, belum dirinci,” terang Direktur RS Nur Hidayah, dr Arrus Ferry.
Seusai konferensi pers, Supiyati diantarkan ke rumah keluarganya di Dusun Seropan I, Muntuk, Dlingo menggunakan mobil RS Nur Hidayah. DR dr Sagiran beserta dua anggota Polsek Jetis turut mengantarkan rombongan Supiyati dan keluarga.