by Tim Solopos - Espos.id News - Kamis, 25 November 2021 - 08:02 WIB
Esposin, SOLO -- Ulasan tentang ramalan Jayabaya yang juga dikenal sebagai Ratu Adil menjadi berita terpopuler di Esposin, Kamis (25/11/2021).
Sri Mapanji Jayabaya atau dikenal Prabu Jayabaya adalah seorang raja di masa kerajaan Hindu-Budha masih berkuasa di Nusantara. Dia memimpin Kerajaan Kediri pada 1135-1179. Dikenal juga dengan sebutan Warmeswara.
Jayabaya dianggap berjasa atas penyatuan Kerajaan Kediri yang sebelumnya pecah di masa kepemimpinan Raja Airlangga. Dikutip dari Wikipedia, Rabu (24/11/2021), Jayabaya juga dikenal dengan penegakan keadilan hingga membawa masa kejayaan Kerajaan Kediri.
Baca Juga : Bahan Baku Menipis, Perajin Gerabah Melikan Inginkan Lahan Perhutani
Bahkan, dia juga dianggap sebagai perwujudan Dewa Hindu Wisnu. Jayabaya juga dikenal dengan sebutan Sang Ratu Adil. Raja yang lahir kembali di masa kegelapan dan penderitaan yang dikenal dengan sebutan “Jaman Edan.”
Selain itu, yang paling dikenal dari Jayabaya adalah ramalan. Tidak sedikit ramalan terjadi sesuai prediksinya. Ramalan Jayabaya yang paling dikenal adalah kedatangan para penjajah kulit putih dan kulit jagung. Ramalan ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri periode 1051-1062.
Baca Juga : SMKN 1 Rota Bayat Jadi Jujugan Pelatihan Batik Pewarna Alami dari Tanah
Ramalan Jayabaya yang satu ini benar terjadi di mana Indonesia kedatangan bangsa kulit putih, yaitu bangsa Belanda yang saat itu mendarat di Banten pada 1596 dibawah kepemimpinan Cornelis de Houtmen. Pada era 1811-1816, Pulau Jawa berada di bawah kepemimpinan Pemerintahan Inggris dan kemudian dikembalikan lagi kepada Belanda pada 19 Agustus 1816.
Masa Pemerintah Belanda ini berlangsung hingga 350 tahun dan berakhir pada 1942. Pada 1942, Indonesia di bawah pemerintahan Jepang yang berlangsung 3,5 tahun berakhir pada 17 Agustus 1945.
Masa pemerintahan Jepang ini berakhir saat pasukan Sekutu memborbadir dua kota di Jepang, yaitu Nagasaki dan Hiroshima pada 9 Agustus 1945 yang akhirnya membuat Jepang menyerah kepada Sekutu dan melepaskan tanah jajahannya, salah satunya Indonesia.
Baca Juga : Ada Pemadaman & Pemeliharaan Listrik di Wonogiri Hari Ini (25/11/2021)
Ramalan ini juga tidak bisa ditepis lagi keberadaannya karena saat ini mobilitas manusia sudah sangat dipermudah dengan keberadaan alat transportasi canggih. Kemudian ada juga ramalan tentang perilaku manusia yang menyimpang, seperti seks bebas kian merajalela dan menyebabkan kehamilan di luar pernikahan.
Dia juga berujar bahwa agama banyak ditentang, rasa kemanusiaan hilang, hingga muncul dunia tanpa batas yang terlihat dengan adanya teknologi komunikasi modern saat ini.
Baca Juga : Inspiratif, Desa Jarum Klaten Bikin Batik Pewarna Alam dari Tanah Liat
Letusan besar Gunung Slamet yang juga menghasilkan aliran lava dan hujan abu terjadi kembali pada 1930, 1932, 1953, 1955, 1958, 1973, dan 1988. Selain itu, aktivitas vulkanologi gunung ini hanya berupa peningkatan aktivitas yang diikuti dengan semburan abu, dentuman suara, hingga kegempaan.
Dari serangkaian letusan Gunung Slamet, tidak ada indikasi tercatat secara saintifik bahwa Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua. Menurut analisa pakar vulkanologi, karakter letusan Gunung Slamet bersifat ringan yang hanya menghasilkan luncuran abu serta batu pijar.
Baca Juga : Terduga Pelaku Pembunuhan Istri di Gresik Tewas di Rel KA
Namun, erupsi Gunung Slamet berlangsung lama yang akhirnya membuat kawah gunung membesar. Bisa jadi, makna terbelah menjadi dua ini diartikan sebagai Gunung Slamet yang ukurannya semakin besar dan menjadi pembatas dua bagian di pulau Jawa atau bisa bermakna lain lagi.
Meskipun demikian, prediksi letusan parah di Gunung Slamet juga tidak ditepis oleh pakar vulkanologi. Ahli vulkanologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Agung Harijoko, mengatakan Gunung Slamet juga berpotensi mengalami letusan cukup besar di masa yang akan datang.
Agung juga menjelaskan bahwa dari peta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencama Geologi (PVMBG), Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 akan masuk ke arah Guci. Namun masih belum dapat diperkirakan kapan dan seberapa dahsyat letusan tersebut hingga kemungkinan dampak yang terjadi.
Baca Juga : Tragedi Penyiraman Air Keras, Korban Tiga Kali Tolak Dinikahi Pelaku
Selain ulasan ramalan Jayabaya, ulasan lain tentang peninggalan Majapahit di lereng Gunung Slamet, viral video sopir truk ribut dengan rombongan moge di Batang, bos cabuli karyawan di Solo, kuliner khas Solo yang antimainstream, cita-cita belantik cantik di Wonogiri, ganti rugi untuk 4 desa di Klaten yang tidak dilewati jalan tol, perampokan gudang rokok di Solo, dan viral 2 bocah kabur setelah dimarahi nenek menjadi berita terpopuler di Esposin.
Berikut 10 berita terpopuler di Esposin selama 24 jam terakhir hingga Kamis (25/11/2021):
2 Ramalan Ramalan Jayabaya Ini Sudah Terbukti Benar
Peninggalan Majapahit di Lereng Gunung Slamet
Viral, Video Sopir Truk Ribut dengan Rombongan Moge di Batang
Bos yang Cabuli Karyawati di Solo Diancam 15 Tahun Penjara
Bosen Makan Itu-itu Aja? Ini Ada Kuliner Khas Solo yang Antimainstream
Jadi Belantik, Ternyata Ini Cita-Cita Mahasiswi Cantik Wonogiri
Sebelum Dicabuli Bos, Gadis di Bawah Umur di Solo Juga Dicekoki Miras
Tak Dilewati Tol Solo-Jogja tapi 4 Desa di Klaten Terima UGR, Kok Bisa?
Perampok yang Bunuh Satpam Gudang Rokok di Solo Ternyata Banyak Utang
Viral! Dimarahi Nenek, 2 Bocah Kabur dari Rumah Jalan Belasan Kilometer