by Dika Irawan Jibi Bisnis - Espos.id News - Jumat, 20 Maret 2015 - 02:40 WIB
Esposin, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menduga 16 warga negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki dan belum ditemukan saat ini sudah tidak di negara itu.
Juru bicara BNPT, Irfan Idris, menyatakan 16 WNI itu kemungkinan sudah tidak berada di Turki lantaran pihak keamanan setempat belum berhasil menemukannya.
"Sudah tidak di Turki mungkin bergabung dengan organisasi lain atau mengunjungi keluarga mereka di Suriah," kata Irfan Idris dalam konperensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2015).
BNPT menduga kuat 16 WNI yang hilang tersebut akan bergabung dengan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau organisasi lain. "Dugaan kuat itu kenapa mereka harus memisahkan diri," katanya.
Sementara itu, Kepala Divis (Kadiv) Humas Polri Brigjen Pol. Anton Charliyan menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak tergoda dengan bujuk rayu organisasi semacam ISIS untuk memberangkatkan ke luar negeri. "Dengan misi tidak jelas apalagi dalam upaya bela negara. Indonesia mengirimkan misi ke luar negeri hanya demi perdamaian dunia," katanya.
Menurut dia, apabila ada perorangan atau kelompok yang mengiming-imingi misi ke luar negari tanpa tujuan jelas maka menyalahi undang-undang.
Kamis (19/3/2015) ini, Polri merilis 16 WNI yang hilang di Turki tersebut. Mereka adalah Usman Mustofamahdani (Surakarta), Sakinah Syawemitafsir (Surakarta), Hapid Umar Babher (Surakarta), Utsman Hafid (Surakarta), Atikah Hapid (Surakarta), Tsabita Utsman Mahdamy (Surabaya), Salim Muhammad Atamim (Surabaya), Fauzi Umarsalim (Surabaya), Jusman Army (Surabaya) Ulan Isnuri (Surabaya), Hamara Hafshan (Surabaya), Aura Kordova (Surabaya), Dayyan Akhtar (Surabaya), Hamzah Hafiz (Surabaya), Sorayah Cholid (Surabaya), dan Urayana Afra (Surabaya)
Ke-16 WNI yang hilang di Turki yang menggunakan biro perjalanan Smailing Tour belum ditemukan hingga saat ini. Mereka dikabarkan memisahkan diri dari kelompok tur dengan alasan ingin bertemu keluarga.