by Aries Susanto Jibi Solopos - Espos.id News - Minggu, 27 Desember 2015 - 17:00 WIB
Esposin, SOLO -- Sedikitnya sebelas orang dinyatakan tewas akibat tenggelam atau terseret arus sungai selama musim penghujan 2015. Tewasnya warga akibat kalap tersebut rata-rata disebabkan kelalaian manusia.
Demikian data yang dilansir Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) Emergency Search And Rescue (SAR) Universitas Sebelas Maret (UNS), Minggu (27/12/2015). Pejabat Humas Bakorlak Emergency SAR UNS Novan Ary Nugroho mengatakan lokasi kasus orang tewas akibat kalap adalah Sungai Bengawan Solo dan anak sungainya, serta Waduk Cenglik Boyolali.
Jumlah kasus orang tewas di Waduk Cengklik Boyolali mencapai lima orang dan enam orang lainnya di Bengawan Solo dan anak sungainya. “Ada yang ketemu, dan ada juga yang dinyatakan hilang,” paparnya saat ditemui Esposin di ruang kerjanya, Minggu (27/12/2015).
Novan menyatakan warga yang tewas akibat kalap di Bengawan Solo paling sulit ditemukan jenazahnya. Apalagi, jika kondisi cuaca mendung yang membuat proses pengapungan jenazah melambat lantaran kadar panas mentari yang minim. Ditambah ketinggian aliran sungai yang dalam, maka, pencarian jenazah terasa kian sulit.
“Standar pencarian untuk jenazah yang kalap di sungai maksimal tiga hari. Di atas waktu itu, jenazah biasanya sudah membusuk. Berbeda jika di laut, jenazah memang agak lama karena ada kadar garam yang membuat jenazah awet,” paparnya.
Meski demikian, masa pencarian jenazah bisa diperpanjang maksimal 2x24 jam jika pihak keluarga menghendakinya. Namun permohonan pencarian itu harus sepengetahuan pengurus RT/RW. “Jika sudah diperpanjang 2x24 jam, [namun] tetap nihil hasilnya, maka pencarian dihentikan. Ini standar operasional prosedur kami,” paparnya.
Pengurus SAR UNS lainnya, Herman, menambahkan hingga saat ini masih ada satu jenazah kalap di Bengawan Solo yang belum ditemukan. Jenazah tersebut merupakan warga Kelurahan Pucangsawit, Jebres, Misdi, 43, yang tenggelam saat sore hari tongkrongan di Urban Forest, Rabu (24/12/2015).
Sebelum kejadian, korban terlihat mondar-mandir di kawasan tersebut sambil sempoyongan dengan botol yang diduga berisi minuman keras di tangannya. Setelah itu, tiba-tiba warga mendengar suara minta tolong. Namun, lantaran kondisi di sekitar minim penerangan, warga berinisiatif menghubungi petugas kepolisian dan tim SAR. “Hari ini [Minggu] adalah hari terakhir pencarian setelah pihak keluarga meminta perpanjangan pencarian,” paparnya.