"Reuni 212 hukumnya mubah atau boleh saja, tidak ada anjuran juga tidak ada larangan. Dilaksanakan tidak apa-apa, tidak dilaksanakan juga tidak berdosa. Namanya juga berkumpul dan bersilaturahmi," katanya, Rabu (27/11/2019), seperti dilansir Bisnis.com.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Zainut Tauhid menyebut mubah bisa menjadi baik dan bernilai ibadah jika kegiatan tersebut diisi dengan kebaikan. Misalnya menganjurkan persatuan, persaudaraan, cinta Tanah Air, dan anjuran menaati hukum atau peraturan.
Akan tetapi apabila reuni 212 diisi dengan kegiatan tidak baik seperti provokasi, fitnah, menebar ketakutan, kebencian, dan mengadu domba, maka dapat pula menimbulkan dosa. Tapi, Zainut Tauhid yakin reuni 212 diisi dengan kebaikan.
"Saya yakin reuni 212 akan diisi dengan kegiatan dan aktifitas kebaikan," kata Zainut Tauhid yang juga menjabat sebagai Wakil Ketum MUI.
Zainut Tauhid menyebut saat ini bangsa Indonesia membutuhkan suasana yang aman, sejuk, damai, dan kondusif untuk melakukan konsolidasi kehidupan. Sebab, hampir satu tahun bangsa Indonesia mengalami keretakan dan gesekan sosial akibat perbedaan pilihan politik selama masa pemilihan umum berlangsung.
Alhasil hubungan antar-masyarakat masih diliputi suasana kaku, tegang, dan penuh dengan curigaan. Oleh sebab itu Zainut Tauhid meminta para tokoh agama dan tokoh masyarakat ikut terlibat aktif merajut kembali persaudaraan kebangsaan dan membantu menciptakan situasi yang kondusif
"Agar kehidupan masyarakat kembali normal, cair dan tidak ada ketegangan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban," terangnya.