Salah satu langkah berbuat curang itu adalah bocoran soal. Wujudnya adalah tawaran kunci jawaban oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Laman aneka berita Kabar24.com, Minggu (13/4/2014), mengutip seorang siswi kelas III SMP negeri di Jakarta Timur yang mengungkapkan adanya kabar tentang beredarnya kunci jawaban UN di kalangan siswa.
“Teman aku ada yang bilang mereka sudah beli kunci jawaban (KJ). Ada yang bilang Rp150.000 per paket,” kata siswi yang tidak bisa disebutkan namanya itu kepada Kabar24.com. Meski begitu, siswi ini mengaku tidak melihat langsung kunci jawaban UN yang disebutkan sudah beredar di kalangan siswa tersebut.
Kabar tentang kunci jawaban yang kerap disingkat dengan KJ UN itu, menurut siswi tersebut juga sempat dia dengar ketika dirinya masih di bangku kelas II. “Tahun lalu, kakak kelas aku juga cerita-cerita tentang dia beli KJ.”
Sejatinya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan UN telah menggandeng Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk pengamanan perhelatan nasional itu. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh kepada wartawan, Kamis (10/4/2014) lalu, menegaskan hal itu.
Polri, menurutnya telah membantu mengamankan sejak pencetakan kertas soal dan distribusi soal ke satuan pendidikan. "Polisi tidak ikut mengawasi pelaksanaannya. Itu nanti tugasnya pengawas. Tapi pengamanan pencetakan sampai distribusi dan pengembalian lembar jawaban itu polisi selalu ikut bersama tim UN. Kami berterima kasih karena polisi ikut mengawal," ujar Nuh.
Pihak kepolisian, tegas Kapolri Jenderal Pol. Sutarman, menjamin kerahasiaan naskah soal ujian maupun kunci jawaban. Jenderal polisi bintang empat itu juga memerintahkan personelnya untuk mengawal pendistribusian dengan teliti dan memastikan tidak akan terjadi salah lokasi distribusi.
Itu pasalnya dia memastikan kabar tentang beredarnya kunci jawaban itu tak benar. Sebaliknya, Polri menurut Kapolri, menerima pengaduan apabila siswa-siswi menerima kabar mengenai soal ujian ataupun kunci jawaban.
"Kebocoran naskah tidak ada. Kalau ada SMS maupun berita media sosial tentang kunci jawaban, saya pastikan itu tidak benar. Polri punya jaringan dengan operator seluler [untuk mendeteksi kecurangan]," jelas Sutarman.