"Saya dengar Amien Rais bersujud syukur karena hak-hak rakyat untuk memilih sendiri kepala daerah mereka dirampas DPR," kata Goenawan Mohamad seperti dikutip Esposin dari status Facebooknya, Sabtu (27/9/2014).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Goenawan lantas membayangkan bagaimana Amien Rais tersenyum. ”Ketika hidungnya menyentuh tanah: ada bau mayat Reformasi yang dikuburkan hari itu,” lanjutnya.
Goenawan menyebut mantan koleganya di Partai Amanat Nasional (PAN) itu telah mengabaikan perjuangan reformasi. "Reformasi yang dulu ia perjuangkan. Reformasi yang saya perjuangkan -- ya, yang kita perjuangkan," tutup Goenawan.
Amien Rais dan Goenawan Mohamad dulu dikenal dekat karena sama-sama tergabung dalam 50 tokoh yang ikut membidani lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) pada 23 Agustus 1998.
Catatan Wikipedia seperti dikutip Senin (29/9/2014) selain Amien dan GM, deklarator PAN antara lain Abdillah Toha, Rizal Ramli, Albert Hasibuan, Toety Heraty, Emil Salim, Faisal Basri, A.M. Fatwa, Zoemrotin dan Alvin Lie Ling Piao.
Pada pertemuan tanggal 56 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN).
Sebelum menulis status ini, Goenawan juga mengungkapkan kekesalannya terhadap pengesahan RUU Pilkada. Begini katanya;
1. Sambil tertawa-tawa di ruang sejuk, orang-orang dengan gaji tinggi di sebuah gedung di Senayan itu meniadakah begitu saja hak-hak rakyat untuk memilih kepala daerahnya. Hak yang direbut melalui Reformasi.
2. Apa sebenarnya hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Partai Demokrat, jika kita lihat hasil undang-undang Pilkada? Saya bingung. Saya geli. Saya....
3. Habis kata-kata.