by Lukas Hendra Tm Jibi Bisnis - Espos.id News - Senin, 23 Februari 2015 - 13:00 WIB
Esposin JAKARTA -- Dengan tidak adanya perubahan kapasitas fasilitas peleburan (smelter) tembaga milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Kementerian ESDM meminta perusahaan berikan rencana detail pekan ini.
Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, R. Sukhyar, mengungkapkan PT Freeport Indonesia tetap merencanakan desain kapasitas input smelter tembaga katoda sebesar 2 juta ton konsentrat. "Untuk itu, pekan ini Freeport harus menyerahkan rencana detail terkait smelter itu. Jangan bermain-main dengan waktu. Ini sudah mepet," ujarnya, Senin (23/2/2015).
Dia mengungkapkan rencana detail itu mencakup kajian lingkungan, provider teknologi dan timeline pembangunan. Menurutnya, pasca perusahaan menyerahkan detail rencana itu, maka selanjutnya pemerintah akan memanggil perusahaan smelter lainnya seperti PT Indosmelt dan PT Nusantara Smelting.
Tujuannya adalah untuk mengetahui rencana pasokan konsentrat mereka. Pasalnya, dengan tidak adanya perubahan desain kapasitas smelter Freeport di Gresik, maka pasca 2021 konsentrat tembaga telah terserap sebesar 3,9 juta ton. Angka itu diperoleh dari serapan PT Smelting sebesar 1 juta ton, PT Freeport Indonesia di Gresik 2 juta ton dan smelter Papua sebesar 900.000 ton.
Padahal, produksi konsentrat tembaga pada 2022 diperkirakan mencapai 4,2 juta ton. Namun, apakah ada kemungkinan perusahaan smelter ini akan diterminasi, Sukhyar menampiknya. "Ini keputusan business to business antarpelaku usaha. Kita lihat saja bagaimana keputusan mereka. Apakah perusahaan smelter itu punya pasokan konsentratnya," ujarnya.