Esposin, JAKARTA--Jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran pipa penerimaan BBM di Terminal BBM (Depo Pertamina) Plumpang, Jakarta Utara, bertambah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga Sabtu (4/3/2023) pagi, jumlah korban jiwa bertambah menjadi 17 orang dari sebelumnya 13 jiwa.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Dikutip dari Antara pada Sabtu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pelaksana BPBD DKI M. Ridwan di Jakarta menginformasikan selain korban jiwa, kebakaran Depo Pertamina Plumpang mengakibatkan 49 orang luka berat dan dua orang luka sedang.
"Para korban dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis di antaranya RSUD Koja, RS Tugu, RS Mulyasari, RS Pelabuhan dan RS Firdaus," kata M. Ridwan.
Saat kebakaran terjadi sebanyak 52 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan memadamkan si jago merah didukung 30 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, petugas dari PLN, PMI, AGD Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Tagana Dinas Sosial, Polsek, Koramil, hingga relawan.
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Jumat (3/3/2023) pukul 20.10 WIB. Kobaran api berhasil dipadamkan pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.20 WIB.
Sebanyak 1.085 warga mengungsi akibat kebakaran itu. Lokasi pengungsian tersebar di delapan titik.
BPBD DKI mencatat sebaran lokasi pengungsian berdasarkan data sementara hingga Sabtu pukul 07.00 WIB yakni di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara sebanyak 132 jiwa.
Kemudian di Masjid As Sholihin sebanyak 63 jiwa, Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan 79 jiwa, Gedung Golkar Walang 258 jiwa, Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Energi Jakarta Utara 74 jiwa.
Selanjutnya di Masjid Al Muhajirin 60 jiwa, Masjid Al Kuroma 63 jiwa, dan RPTRA Rasella sebanyak 356 jiwa.
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023) malam merupakan kejadian kali kedua. Kebakaran serupa pernah terjadi pada 2009.
Oleh karena itu perlu Kementerian BUMN perlu mencari solusi agar bencana yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menyebut kebakaran kemarin malam lebih dahsyat dibanding peristiwa 2009.
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang kali ini mengakibatkan 13 orang menginggal dunia, delapan orang hilang, dan puluhan lainnya luka.
Menurut Toto, tingkat fatalitas kebakaran Depo Pertamina Plumpang kali ini tinggi karena semakin banyak permukiman warga yang mepet aset vital Pertamina tersebut.
"Kebakaran Depo Pertamina Plumpang ini bukan pertama kali terjadi. Pada 2009 pernah terjadi juga, namun kebakaran kali ini [2023] lebih dahsyat dengan korban jiwa yang cukup besar," kata Toto saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (4/3/2023), dikutip dari Antara.