UN online 2015 dinilai ORI setidaknya memiliki tiga masalah.
Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY Budhi Masturi mengatakan ORI menemukan berbagai persoalan, terutama dalam Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau computer based test (CBT).
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Pertama, Kementerian Pendidikan tidak mempersiapkan pengawas UN sistem CBT yang cukup yang memadai dan kompeten. Hal itu berdasarkan temuan ORI di SMK Negeri 3 Kasihan, Bantul. Ujian di sekolah tersebut kacau karena terjadi kesalahan instalasi file soal UN. Akibatnya, ujian diulang sore harinya.
Kedua, pemerintah kurang mempersiapkan fasilitas pendukung seperti daya listrik dan jaringan Internet, sehingga pihak sekolah harus sibuk mencari generator set (genset).
Ketiga, ORI DIY masih menemukan polisi berseragam saat mengamankan UN. Padahal, menurut Budhi, saat ini sudah tidak diperkenankan polisi mengenakan seragam dalam mengawal UN.
“Bisa menimbulkan efek yang tidak baik bagi psikologi [peserta UN],” ungkap Budhi.