Esposin, SOLO - Teknis penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2015 nanti berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada UN berbasis komputer atau computer based test (CBT) kali ini dipastikan tanpa guru pengawas.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Namun fungsi pengawasan selama ujian berlangsung akan digantikan oleh proktor dan teknisi yang bertugas di setiap ruang ujian.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Unggul Sudarmo, mengemukakan, hal tersebut sesuai ketentuan yang tercantum dalam Prosedur Operasional Standar (POS) UN 2015.
“Khusus untuk UN CBT tidak ada guru pengawas, melainkan teknisi dan proktor yang ditempatkan di masing-masing ruang ujian sekaligus bertugas sebagai pengawas pelaksanaan ujian tersebut,” ujarnya ketika ditemui wartawan di kantornya, Rabu (18/3/2015).
Namun dia menyampaikan, berdasarkan ketentuan tersebut, ada beberapa kriteria dan persyaratan untuk teknisi dan proktor tersebut.
Untuk proktor, kriteria dan persyaratannya antara lain merupakan guru, dosen, atau widyaiswara yang memiliki kompetensi bidang teknologi informasi komunikasi (TIK), mengikuti dan lulus pelatihan sebagai proktor UNCBT, dan bersedia ditugaskan sebagai proktor di sekolah pelaksana UN CBT.
Sementara kriteria dan persyaratan teknisi di antaranya guru atau staf sekolah yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam mengelola LAN sekolah, dan mengikuti pembekalan sebagai teknisi UN CBT.
“Masing-masing proktor tersebut akan mempunyai token untuk men-download [mengunduh] soal UN langsung dari panitia pusat untuk kemudian diberikan kepada peserta ujian di masing-masing kelas menjelang berlangsungnya ujian. Sementara masing-masing siswa punya ID yang berbeda-beda,” ungkap dia.
Dengan kondisi tersebut, Unggul menjamin UN CBT bakal berlangsung tanpa ada praktik kecurangan.
“Siswa tidak mungkin menyontek, terlebih di dalam ruang ujian nantinya juga ada proktor dan teknisi,” imbuhnya.