Esposin, SOLO - Keterbatasan sarana dan prasarana (sarpras) membuat sejumlah SMK di Solo menyatakan tidak sanggup menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) computer based test (CBT) pada 2015.1
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Salah satu sekolah yang mundur dari penunjukan penyelenggaraan UN CBT adalah SMKN 8 Solo. Kepala SMKN 8 Solo, Ties Setyaningsih, mengatakan sekolah yang menjadi rujukan seni pertunjukan tersebut hanya memiliki sekitar 20 komputer yang layak.
“Komputer kami yang layak sekitar 20 dan sangat terbatas. Melihat situasi dan kondisi itu, tahun ini kami masih menggunakan ujian tulis untuk 229 siswa kelas XII dari empat kompetensi keahlian,” ujarnya kepada wartawan di sekolah setempat, Jumat (20/2/2015).
Menurut dia, keputusan tersebut diambil setelah berkoordinasi dengan komite dan warga sekolah. Ties mengatakan sekolah masih perlu melakukan penataan terlebih dahulu.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo, Unggul Sudarmo, meminta agar sekolah tidak gengsi jika memang tidak sanggup menyelenggarakan UN CBT.
“Sekolah jangan merasa gengsi untuk mengatakan tidak siap gitu lho, karena nanti malah repot kalau dipaksa. Jadi, jangan merasa gengsi kalau tidak siap karena tidak akan menurunkan prestasi dari sekolah,” paparnya kepada wartawan di SMKN 8 Solo, Jumat.
Sampai saat ini, dia sudah menerima konfirmasi dari sebagian sekolah yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMK (P-SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dari 14 SMK yang ditunjuk, menurutnya, sudah ada beberapa sekolah yang menyatakan tidak sanggup menyelenggarakan.
Lebih lanjut, Unggul menjelaskan sekolah yang menyatakan kesanggupan juga belum tentu akan menyelenggarakan UN CBT. Sebab, kesiapan sekolah masih akan diverifikasi oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud.