Esposin, SOLO - Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 jenjang SMA/MA dan SMK yang dijadwalkan pekan depan, Senin-Kamis (13-16/4/2015), aksi protes dilayangkan terkait penyelenggaraan ujian berbasis komputer atau computer based test (UN CBT).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Aksi tunggal menyoroti berbagai kendala terkait UN CBT tersebut dilakukan oleh aktivis asal Kota Solo, Bambang Saptono, Kamis (9/4), di depan Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) setempat.
Aksi tersebut dimulai dengan memasang spanduk penolakan UN CBT di depan kantor Disdikpora.
Selanjutnya Bambang melakukan orasi menolak penyelenggaraan UN CBT dan menuntut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membatalkan UN CBT.
Dia menilai pemerintah belum siap untuk pelaksanaan ujian itu. Hal itu menurutnya terlihat saat digelar simulasi UN CBT di sekolah-sekolah yang telah ditunjuk, pekan lalu.
"Saya menilai pemerintah belum siap, bahkan saat diadakan simulasi kemarin gagal," kata Bambang.
Bambang menambahkan ketidaksiapan pemerintah dalam penyelenggaraan UN CBT tersebut, menurutnya, bakal memengaruhi pelaksanaan ujian. Dia memastikan hal itu juga akan mempengaruhi peserta ujian secara psikologis.
"Dampaknya pasti langsung mengenai siswa sebagai peserta ujian, dan ini bisa berdampak buruk berupa kegagalan dalam ujian itu sendiri. Oleh karena itu saya menuntut Kemendikbud agar membatalkan UN CBT tahun ini, dan menundanya tahun depan," kata dia.
Dalam aksi itu, Bambang juga menghancurkan tiga monitor komputer yang telah disiapkan sebelumnya.