Esposin, SUKOHARJO - Kondisi kejiwaan Kepala Desa (Kades) Puhgogor, Sapta Dandaka, dinilai labil sejak dirinya mengalami patah kaki bagian kanannya pada pengujung November 2013 silam.
Kepada Sumarno, rekan curhat sekaligus atasannya, Sapta kerap mengeluh atas rasa sakit di kakinya yang tak kunjung pulih. Bahkan, ia beberapa kali pernah ingin bunuh diri karena tak tahan dengan rasa nyeri di kakinya.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
“Malam hari, dia sering main sama saya meski pakai kruk. Dia mengeluhkan banyak hal, yang paling utama soal sakitnya yang tak kunjung pulih. Kadang sampai menangis,” Sumarno yang juga Camat Bendosari saat berbincang dengan Seperti diberitakan, Kepala Desa (Kades) Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Sapto Dandaka, 49, ditemukan tewas bersama istri dan salah seorang anak mereka, Selasa (21/10/2014). Diduga, sang kades membunuh istri, Titik Suryani, 40, dan anaknya, Putra Dwi Pangestu, 12, kemudian gantung diri di rumah mereka di RT 002/RW 002, Ngesong, Desa Puhgogoh, Bendosari. (Baca: Kades Puhgogor Diduga Bunuh Anak & Istri Lalu Gantung Diri) Soal kakinya yang patah itu, Sumarno pernah ditunjukkan hasil foto rontgen kakinya sekitar dua bulan lalu. Ketika menunjukkan foto itu, kata Sumarno, Sapta terlihat depresi dan putus asa lantaran tulang-tulangnya terlihat belum menyambung meski digipp hampir 10 bulan. (Baca: Ini Surat Wasiat Kades Puhgogor ) “Saya sebagai teman dan atasannya selalu memotivasi Pak Sapta. Saya melihat dia benar-benar depresi,” paparnya. (Baca: Kronologi Penemuan Mayat Keluarga Kades Puhgogor)