Solopos. com, JAKARTA — Minat warga negara Indonesia untuk menjadi buruh migran dengan bekerja sebagai penata laksana rumah tangga di Malaysia menurun. Malaysia mencatat hanya 513 WNI yang bermigrasi ke Malaysia guna bekerja sebagai penata laksana rumah tangga—sebjutan sopan untuk pembantu rumah tangga—sejak pembukaan morotorium 1,5 tahun lalu.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan data tersebut menunjukkan minat WNI bekerja sebagai PLRT di Malaysia bekurang. “Setelah morotarium dibuka kembali, dengan sistem perlindungan baru, pola perlindungan baru yang sangat bagus, ternyata minat keberangkatan ke sana semakin kecil,” katanya, Kamis (19/12/2013).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Dia memperkirakan ketertarikan WNI bekerja sebagai PLRT di Malaysia merosot karena perbandingan gaji bekerja di Malaysia dan di Indonesia sudah tidak besar. “Apalagi gaji cuma Rp2,5 juta, bagus berarti, kerja di dalam negeri, kecuali gajinya Rp4 juta–Rp5 juta mungkin menarik,” katanya.
Muhaimin menambahkan perusahaan pengirim TKI juga sudah tidak terlalu tertarik mengirim tenaga PLRT ke Malaysia. Penurunan minat perusahaan terjadi karena biaya penempatan dan transportasi TKI ke Malaysia pun kini merosot. “Mungkin ongkos keberangkatan terlalu murah bagi mereka ya? Tidak menguntungkan,” duga Muhaimin.