Harianjogja.com, JOGJA - Pakar bidang transportasi umum Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Munawar menilai sistem tiket sangat efektif untuk melayani masyarakat dalam hal kebutuhan transportasi umum.
Sebagai penjelasnya, Ahmad memberikan gambaran mengenai penggunan tiket pada transportasi umum di Jerman yang menggunakan sistem berkala seperti mingguan, bulanan, dan tahunan. Dengan sistem ini, masyarakat akan mendapat diskon tertentu ketika menggunakan layanan publik. Masyarakat pun, lanjutnya, tidak perlu menunggu lama ketika menunggu transportasi umum.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Kita bisa meniru sistem tersebut untuk diterapkan di sini (Jogja)," paparnya memberikan gagasan dalam diskusi bertema Community Building Towards the ASEAN Social and Cultural Community 2015, di Student Lounge Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Kamis (18/9/2014).
Kota-kota di Indonesia seperti Jogja, katanya, sistem ini belum pernah diterapkan. Alasannya lebih pada jaringan transportasi yang kurang luas dan infrastruktur lain yang belum siap.
“Ini bisa digunakan untuk Transjogja agar masyarakat familiar dengan angkutan tersebut,” tandasnya.
Ia menambahkan penggunaan sistem tiket ini menjadi salah satu cara untuk menuju ASEAN Social and Cultural Community 2015.
Sementara itu, Ketua Panitia Birgitta Puspita mengatakan, diskusi bertema Community Building Towards the ASEAN Social and Cultural Community 2015 merupakan upaya mahasiswa turut memberikan gagasan dalam upaya menyongsong Asean Community 2015.
Puspita berharap Indonesia bisa belajar dari negara-negara Eropa dari berbagai aspek seperti politik, budaya, dan ekonomi. Harapannya, dengan belajar dari negara tersebut, Indonesia bisa membangun komunitas di wilayahnya sendiri.
“Ini merupakan event pertama dan akan dijadikan menjadi event tahunan,” tambahnya.