by Maman Abdurahman Jibi Bisnis - Espos.id News - Rabu, 5 Februari 2014 - 14:35 WIB
Esposin, INDRAMAYU -- Banjir yang melanda jalur Pantai Utara (Pantura) beberapa pekan lalu telah merusak sedikitnya 450 km ruas jalan dari total panjang jalan yang mencapai 813,67 km.
Kerusakan jalan akibat banjir di jalur Pantura Indramayu mencapai 60%-65% dengan kondisi jalannya berlubang atau permukaan aspalnya terkelupas. Hal ini disebabkan lapisan aspal tergerus banjir baik di ruas jalan nasional ataupun jalan kabupaten. Nurman, Kabid Jalan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, mengatakan nilai kerugian dari kerusakan jalan akibat banjir tersebut ditaksir mencapai Rp267 miliar.
Dia menuturkan jumlah kerugian tersebut belum termasuk dampak terputusnya sarana transportasi. Akibatnya terputusnya jalur, roda ekonomi masyarakat di Pulau Jawa, khususnya masyarakat Indramayu, mati. “Kerusakan jalan kabupaten hampir merata terjadi di setiap kecamatan yang ada di Indramayu ,” katanya, Rabu (4/2/2014).
Nurman mengungkapkan upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Indramayu adalah melakukan perbaikan sementara di jalur vital karena untuk perbaikan secara permanen saat ini masih belum bisa dilakukan. “Perbaikan jalan permanen tidak mungkin dilakukan saat musim penghujan, makanya kami masih menunggu cuaca kondusif,” ujarnya.
Bupati Indramayu, Anna Sophanah, menyebutkan kerusakan jalan milik kabupaten diperparah banyaknya kendaraan besar yang melintasi jalan kabupaten. Pasalnya, jalur utama yang biasa dilewati kendaraan berat terputus banjir. “Kami minta Pemprov Jabar dan pusat turun tangan membantu perbaikan jalan milik kabupaten ,” tuturnya.
Kerugian paling besar akibat kerusakan jalur Pantura Indramayu dirasakan para pengusaha kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon. Pengiriman bahan baku mengalami keterlambatan karena truk kontainer pengangkut rotan tersendat di Pantura.
Ketua Asmindo Cirebon Sumartja menyatakan banjir di Pantura Indramayu dan Subang cukup merepotkan kalangan pengusaha. Padahal jika terjadi banjir di Jakarta, kalangan pengusaha tidak begitu merasakan dampaknya. “Akibat banjir Pantura, ratusan kontainer ketinggalan kapal karena ketinggalan sehari sampai di pelabuhan,” katanya.