Esposin, SURABAYA — Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Bagong Suyanto, menilai pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi merupakan seseorang yang sudah putus asa dalam hidupnya dan ingin mencari jalan pintas.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Mereka tertarik dengan ajaran Dimas Kanjeng Taat Pribadi karena jalan hidupnya mengalami kebuntuan sehingga mencari jalan pintas bersifat irasional,” kata Bagong, seperti dikutip Esposin dari Okezone, Jumat (30/9/2016).
Kata dia, pengikut ajaran irasional ini, tidak dibatasi oleh tingkat pendidikan karena rata -rata para pengikutnya sudah berfirkir irasional. “Para pengikutnya sudah menemui jalan buntu,” pungkasnya. Baca juga: Mahfud MD Sebut Taat Pribadi Urakan, Bukan Kiai.
Sebelumnya, Kamis (22/9/2016), Polda Jatim menangkap Dimas Kanjeng Taat Pribadi di padepokannya Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, atas dugaan terlibat dalam kasus pembunuhan dua mantan santrinya Ismail Hidayah dan Abdul Ghani.
Taat Pribadi sebelumnya juga dilaporkan atas kasus penipuan ke Bareskrim Polri senilai Rp25 miliar. Nama Taat Pribadi mencuat di dunia maya setelah beredarnya rekaman yang menurut pengikutnya diunggah oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Baca juga: Pesulap Bow Vernon Praktikkan Trik Penggandaan Uang Dimas Kanjeng.
Rekaman itu bertajuk "Heboh Hitung Duit MAS KANJENG KUN FAYAKUN" Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi Wangkal Probolinggo.
Lalu Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengklaim memiliki kemampuan untuk melipatgandakan uang membuat sebagian orang percaya sehingga menjadi pengikutnya. Salah satunya seperti yang terjadi kepada pengikut Kanjeng Taat Pribadi yang rela menjual tanah dan sawah kemudian menyerahkan hasil penjualannya. Baca juga: Setoran 3.600 Santri Ismail ke Dimas Kanjeng Capai Rp40 Miliar.