Esposin, JAKARTA -- Lembaga Survei Pusat Polling (Puspoll) Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas partai politik (parpol) peserta Pemilu 2024. Survei yang diadakan pada 11-18 Desember 2023 itu menyebutkan ada sembilan parpol yang diprediksi lolos ke ambang batas parleman atau parliamentary threshold dengan perolehan suara minimal 4 persen.
Berdasaran hasil survei Puspoll itu, PDIP masih unggul di peringkat pertama. Sementara urutan kedua dan ketiga ditempati Partai Gerindra dan Golkar.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
"Elektabilitas partai papan atas masih didominasi tiga partai yaitu PDIP, Gerindra, dan Golkar. Di papan tengah ada PKB, PKS, dan Nasdem," ujaar Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja, Selasa (2/1/2024).
Dari hasil survei yang sama, ada sembilan parpol yang diprediksi lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dengan perolehan suara minimal 4 persen.
Sementara itu, elektabilitas PPP menjadi partai terakhir yang diprediksi lolos kembali ke parlemen pada pemilu 2024 mendatang bersama dengan partai-partai lain seperti Demokrat dan PAN yang berada di atasnya.
Pusat Polling Indonesia (Puspoll Indonesia) menyelenggarakan survei nasional preferensi politik masyarakat. Pengumpulan data dilakukan pada 11 - 18 Desember 2024 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview).
Adapun jumlah sampel sebanyak 1.220 responden, yang tersebar di 34 Provinsi. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (2,83 persen) pada tingkat kepercayaan 95%. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.
Berikut elektabilitas partai politik peserta Pemilu 2024:
- PDIP 21,1 persen
- Gerindra 17,3 persen
- Golkar 10,8 persen
- PKB 7,6 persen
- PKS 7,2 persen
- Nasdem 6,6 persen
- Demokrat 4,2 persen
- PAN 4,2 persen
- PPP 4,1 persen
- Perindo 2,4 persen
- PSI 1,8 persen
- PBB 0,6 persen
- Hanura 0,4 persen
- Ummat 0,2 persen
- PKN 0,2 persen
- Gelora 0,1 persen
- Buruh 0,1 persen