Dianggap sebagai pribadi yang aktif di bidang seni budaya, Rektor ISI Yogyakarta, AM Hermien Kusmayati menjelaskan HB X pantas mendapat penganugerahan gelar doktor kehormatan. "Seni pertunjukan yang diciptakan, tari Bedhaya Sang Amurwa Bumi bukan semata-mata sebagai wujud pelestarian tradisi belaka," papar Hermien dalam sambutannya pagi ini di ISI Yogyakarta.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kampus seni ini menilai ada pesan dan jiwa zaman yang termuat dalam karya tersebut. Yakni adanya nilai filosofis Hastha Sawanda. Ketika akan menerima gelar ini, Sri Sultan mengucapkan terimakasih atas apresiasi ISI Yogyakarta. Dalam sambutan yang dibacanya, ia menyebutkan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan budaya klasik. Pasalnya, saat budaya populer sudah dinilai jenuh, masyarakat akan kembali kepada kebudayaan klasik.
"Tentu saja dengan nilai tambah lain. Seperti teknologi dll, analisis budaya dulu dan kini diharapkan dapat terbaca oleh generasi kemudian," tuturnya.
Raja Ngayogyakarta ini menjelaskan melalui cara ini diharapkan nilai-nilai budaya Jogja tidak akan terluntur. Melalui penyesuaian dan nilai tambah tersebut, generasi muda dapat terus melacak jejak kebudayaan.
Sebelum mendapat gelar tersebut, turut digelar pertunjukan Bedhaya Sang Amurwabumi. Ditarikan oleh tujuh perempuan ini, pertunjukan ini merupakan penggambaran sosok Sang Amurwabumi dengan dinamika kehidupan, tetapi tetap melekat ajaran filosofi tentang kepemimpinan Hasta Karma Pratama (8 ajaran kebenaran).
JIBI/Harian Jogja/edi